Makalah preformulasi sirup cefixime
Medicated syrup/ sirup obat
Contoh:Sirup Piperazina Sitrat, Sirup Isoniazid
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut
Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang
mengandung sakarosa. Pada sirup dengan kadar gula yang rendah
dapat terjadi fermentasi, kadar gula yang tinggi mempunyai tekanan osmotik yang
cukup tinngi sehingga pertumbuhan bakteri dan fungi dapat terhambat. Bila
sebagian dari Saccharosa berubah menjadi gula invert, maka sirup cepat menjadi
rusak, kerusakan sirup dapat dihindarkan dengan menambahkan suatu bahan
pengawet kedalam sirup, misalnya nipagi dan nipasol, atau natrium benzoat
(joenoes, 1990).
Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak
kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Sirup adalah larutan oral yang
mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara
umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair
kental yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005). Sirup juga adalah sediaan cairan kental untuk
pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sakarosa (Voigt, 1984).
Sirup merupakan alat yang sangat menyenangkan untuk
pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak.
Sirup-sirup terutama sfektif dalam pemberian obat untuk anak-anak untuk meminum
obat. Kenyataan bahwa sirup-sirup mengandung sedikit alkohol atau tidak,
menambah kesenangan siantara orang tua (Ansel,1989).
Sirup dibagi
menjadi 2 :
Non Medicated Syrup/Flavored vehicle Sirup
Contoh:Cherry Syrup, Cocoa Syrup, orange syrup.
Non Medicated Syrup/Flavored vehicle Sirup
Contoh:Cherry Syrup, Cocoa Syrup, orange syrup.
Medicated syrup/ sirup obat
Contoh:Sirup Piperazina Sitrat, Sirup Isoniazid
Komponen-komponen dari sirup adalah :
1. Gula,
biasanya sukrosa/pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan
kental
2. Pengawet
mikroba
3. Pembau
4. Pewarna
Stabilitas Kimia
Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu
produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan
dan penggunaan, sifat kimia dan karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya
pada saat dibuat. Stabilitas kimia pada sediaan sirup dilakukan untuk
mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi yang tertera pada etiket dalam
batas yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Uji stabilitas kimia sediaan sirup :
1. Identifikasi
2. Penetapan
Kadar
Stabilitas Fisika
Stabilitas fisika adalah tidak terjadinya
perubahan sifat fisik dari suatu produk selama waktu penyimpanan.
Stabilitas fisika pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan
fisik meliputi perubahan warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan
tekstur atau penampilan.
Uji stabilitas fisika sediaan sirup :
1. Organoleptik
seperti bau, rasa, warna
2. pH
3. Berat
jenis
4. Viskositas
5. Kejernihan
larutan
6. Volume terpindahkan
7. Kemasan, meliputi etiket, brosur, wadah, peralatan
pelengkap seperti sendok, no. batch
dan leaflet.
Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan
adalah keadaan di mana sediaan bebas dari mikroorganisme atau tetap memenuhi
syarat batas mikroorganisme hingga batas waktu tertentu. Stabilitas
mikrobiologi pada sediaan sirup untuk menjaga atau mempertahankan jumlah dan
menekan pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan sirup hingga
jangka waktu tertentu yang diinginkan. Uji stabilitas mikrobiologi sediaan
sirup :
1. Jumlah
cemaran mikroba ( uji batas mikroba ), untuk sediaan oral (sirup, tablet, granul, sirup kering, granul) dan
rektal :
· Total
bakteri aerob : Tidak lebih dari 10.000 CFU / gram atau ml.
· Total
jamur/fungi : Tidak lebih dari 100 CFU / gram atau ml
· Escherichia coli, staphyloccocus : negatif
2. Uji
efektivitas pengawet
3. Untuk
sediaan antibiotik dilakukan Penetapan Antibiotik secara Mikrobiologi
Stabilitas Farmakologi
Stabilitas farmakologi pada sediaan sirup
dilakukan untuk menjamin identitas, kekuatan, kemurnian,dan parameter kualitas
lainnya dalam kurun waktu tertentu sehingga efek terapi tidak berubah selarna
usia guna sediaan sirup.
Stabilitas Toksikologi
Stabilitas toksikologi sediaan sirup
dilakukan untuk menguji kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan
karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya pada saat dibuat sehigga tidak
terjadi peningkatan bermakna dalam toksisitas selama usia guna.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Sediaan Sirup
1. Faktor
Internal
· Formulasi
· Kemasan
atau wadah primer
2. Faktor
Eksternal
· Suhu
· pH
· Pelarut
· Kelembaban
· Intensitas
Cahaya
Cefixime merupakan antibiotik
cephalosporin generasi 3 yang telah memiliki cincin beta laktam. Cefixime
merupakan antibiotic golongan
cephalosorin semisintetik untuk pemberian oral dan memiliki spektrum aktivitas
luas menghambat mikroorganisme gram positif dan gram negatif dan sangat stabil
terhadap organisme penghasil enzim beta laktamase. Cefixime merupakan
antibiotik yang bersifat bakterisidal melalui penghambatan sistensis dinding
sel. protein binding sekitar 65%-70%, bioavailabitas 40-50% Cefixime aktif
terhadap sebagian besar golongan organisme dibawah ini baik secara in vitro dan pada infeksi klinik. Berikut ini adalah beberapa
organisme yang efektif diatasi oleh cefixime:
- Organisme
gram positif: steptococcus pneaumaoniae, streptococcus pyogenes.
- Organisme
gram negatif: Haemophillus influenzae, moraxella catarrhalis, Eschericia
coli, proteus mirabilis, neisseria gonorrhaoeae.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Formulasi
asli
Cefixime
1.0 g (Sefiksim )
B. Master
formula
-
Sodium benzoat 1.0 g
-
Sakarosa 64%
-
Strawberry
flavor 1.0 g
-
Glycerol
1.5 g
-
Sorbitol
0.5 g
-
Aquades
5 ml
C. Formulasi
Akan dibuat sirup cefixime dengan zat aktif sebanyak 1 g.
dalam pembuatan sirup ini diperlukan bahan-bahan tambahan yang terdiri dari :
Bahan Pengawet : Sodium
benzoate
Bahan Pemanis :
Sukrosa
Bahan Perasa dan pengaroma : Strawberry flavour
Bahan Pengental :
Gliserol
Bahan Antimikroba : Sorbitol
Pelarut :
Air
D. Komposisi
Sirup
Tiap
1 sendok takar (5 ml) sirup CEFIXIME (100 mg/5 ml) mengandung Cefixime
trihidrat 111,92 mg setara dengan Cefixime 100 mg.
E. Dosis
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan >30 kg:
50-100 mg, 2 kali sehari
Untuk infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi
200 mg, 2 kali sehari.
Anak-anak: 1.5-3 mg/kg berat badan (BB), 2 kali sehari
Untuk infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi
6 mg/kg BB, 2 kali sehari.
Indikasi
Cefixime
diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang rentan antara lain:
§ Infeksi saluran kemih tanpa
komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli danProteus
mirabilis.
§ Otitis media disebabkan oleh Haemophilus
influenzae (strain β-laktamase positif) dan Streptococcus
pyogenes.
§ Faringitis dan tonsilitis yang
disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
§ Bronkitis akut dan bronkitis kronik
dengan eksaserbasi akut yang disebabkan olehStreptococcus pneumoniae dan Haemophilus
influenzae (strain beta-laktamase positif dan negatif).
Kontraindikasi
Penderita
dengan riwayat shock atau hipersensitif atau alergi
akibat beberapa bahan dari sediaan ini.
Efek
Samping
Shock
Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan karena
gejala-gejala shock kadang-kadang bisa terjadi. Jika beberapa
tanda atau gejala seperti perasaan tidak enak, rasa tidak enak pada rongga
mulut, stridor, dizziness, defekasi yang tidak normal, tinnitus atau
diaphoresis; maka pemakaian sediaan ini harus dihentikan.
Hipersensitivitas
Jika tanda-tanda reaksi hipersensitivitas seperti rash,
urtikaria, eritema, pruritus atau demam maka pemakaian sediaan ini harus
dihentikan dan sebaiknya dilakukan penanganan lain yang lebih tepat.
Hematologik
Granulositopenia atau eosinophilia jarang terjadi.
Kadang-kadang thrombocytopenia dapat terjadi.Pemakaian sediaan
ini sebaiknya dihentikan bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini.
Dilaporkan bahwa terjadi anemia hemolitik pada penggunaan preparat
cefixime lainnya.
Hepatik
Jarang
terjadi peningkatan GOT, GPT atau alkaline phosphatase.
Renal
Pemantauan fungsi ginjal secara periodik dianjurkan karena
gangguan fungsi ginjal seperti insufisiensi ginjal kadang-kadang dapat terjadi.
Bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini, hentikan pemakaian obat ini dan
lakukan penanganan lain yang lebih tepat.
Saluran
Cerna
Kadang-kadang terjadi kolitis seperti kolitis
pseudomembranosa, yang ditunjukkan dengan adanya darah di dalam tinja. Nyeri
lambung atau diare terus menerus memerlukan penanganan yang tepat, jarang
terjadi muntah, diare, nyeri lambung, rasa tidak enak dalam lambung, heartburn atau
anoreksia, nausea, rasa penuh dalam lambung atau konstipasi.
Pernafasan
Kadang-kadang terjadi pneumonia interstitial atau sindroma
PIE, yang ditunjukkan dengan adanya gejala-gejala demam, batuk, dyspnea,
foto rontgen thorax yang tidak normal dan eosinophilia, ini
sebaiknya hentikan pengobatan dengan obat ini dan lakukan penanganan lain yang
tepat seperti pemberian hormon adrenokortikal.
Perubahan
flora bakterial
Jarang
terjadi stomatitis atau kandidiasis.
Defisiensi
vitamin
Jarang
terjadi defisiensi vitamin K (seperti hipoprotrombinemia atau kecenderungan
pendarahan) atau defisiensi grup vitamin B (seperti glositis, stomatitis,
anoreksia atau neuritis).
Lain-lain
§ Jarang terjadi sakit kepala
atau dizziness.
§ Pada penelitian terhadap anak tikus
yang diberi 1.000 mg/kgBB.hari secara oral, dilaporkan adanya penurunan
spermatogenesis.
Pengaruh
terhadap tes laboratorium
§ Dapat terjadi hasil false
positive pada penentuan kadar gula urin dengan menggunakan larutan
Benedict, larutan Fehling dan Clinitest. Tetapi dengan tes-tape tidak
terjadi false positive.
§ Dapat terjadi positive direct
Coombs test.
Peringatan
dan Perhatian
§ Hati-hati terhadap reaksi
hipersensitif, karena reaksi-reaksi seperti shock dapat terjadi.
§ Sediaan ini sebaiknya jangan
diberikan kepada penderita-penderita yang masih dapat diobati dengan
antibiotika lain, jika perlu dapat diberikan dengan hati-hati. Penderita dengan
riwayat hipersensitif terhadap bahan-bahan dalam sediaan ini atau dengan
antibiotika cefixime lainnya.
§ Sefiksim harus diberikan dengan
hati-hati kepada penderita, antara lain sebagai berikut: penderita dengan
riwayat hipersensitif terhadap penisilin, penderita dengan riwayat personal
atau familial terhadap berbagai bentuk alergi seperti asma bronkial, rash,
urtikaria, dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal berat.
§ Penderita dengan nutrisi oral
rendah, penderita yang sedang mendapatkan nutrisi parenteral, penderita lanjut
usia atau penderita yang dalam keadaan lemah. Observasi perlu dilakukan dengan
hati-hati pada penderita ini karena dapat terjadi defisiensi vitamin K.
§ Penggunaan selama kehamilan :
Keamanan pemakaian sefiksim selama masa kehamilan belum terbukti.
Sebaiknya sediaan ini hanya diberikan kepada penderita yang sedang hamil atau
wanita yang hendak hamil, bila keuntungan terapeutik lebih besar dibanding
risiko yang terjadi.
§ Penggunaan pada wanita menyusui :
Belum diketahui apakah sefiksim diekskresikan melalui air susu ibu. Sebaiknya
tidak menyusui untuk sementara waktu selama pengobatan dengan obat ini.
§ Penggunaan pada bayi baru lahir atau
bayi prematur : Keamanan dan keefektifan penggunaan cefixime pada anak-anak
dengan usia kurang dari 6 bulan belum dibuktikan (termasuk bayi baru lahir dan
bayi prematur).
Penyiapan sediaan sirup kering :
Tambahkan
20 mL air masak sampai terbentuk suspensi. Untuk sediaan sirup kering setelah
ditambahkan air, akan stabil selama 7 hari pada suhu kamar atau lemari es. Sisa
obat dalam bentuk suspensi lebih dari 7 hari harus dibuang. Atau dikonsumsi
bersamaan dengan makanan.
Mekanisme
Kerja bahan aktif
Cefixime bersifat bakterisid dan
berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif, seperti
sefalosporin oral yang lain. Cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap
mikroorganisme gram positif seperti streptococcus sp., Streptococcus
pneumoniae,dan gram negatif seperti Branhamella catarrhalis,
Escherichia coli, Proteus sp., Haemophilus influenzae.
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel.
Cefixime memiliki afinitas tinggi terhadap “penicillin-binding-protein” (PBP)
1 (1a, 1b, dan 1c) dan 3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung jenis
organismenya.
Cefixime stabil terhadap β-laktamase yang dihasilkan oleh
beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme
penghasil β-laktamase.
Penetrasi Cefixime ke dalam sputum, tonsil, jaringan maxillary
sinus mucosal, otorrhea, cairan empedu dan jaringan kandung empedu adalah
baik. Cefixime terutama diekskresikan melalui ginjal.
Uraian
Bahan
1.
Cefixime
Sifat fisika dan kimia cefixime
-
Sinonim : Sefiksim
-
Nama
Kimia :
Sefixim
-
Nama Dagang: Anfix (Mahakam BF), Cefarox (Gracia Ph), Cefila
(Lapi), Cefspan (Kalbe Farma), Ceptik (Interbat), Comsporin (Combiphar),
Ethifix (Ethica), Fixacep (Fahrenheit), Fixam (Solas), Fixef (Kalbe Farma),
Fixiphar (Pharos), Lanfix (Landson), Nucef (Guardian Ph), Simcef (Erlimpex),
Sofix (Soho), Spaxim (Sandoz), Sporetik (Sanbe Farma), Starcef (Dexa Medica),
Taxime (Hexpharm), Tocef (Bernofarm), Trixim (Ferron), Urticef (Prafa/UAP).
2. Sodium benzoat
Sodium
benzoate (E211) memiliki NaC6H5CO2 rumus kimia. Ini adalah garam sodium dari
asam benzoat dan ada dalam bentuk ini ketika dilarutkan dalam air. Hal ini
dapat diproduksi dengan mereaksikan sodium hidroksida dengan asam benzoat.
Sodium benzoat adalah pengawet. Hal ini bakteriostatik dan fungistatic di bawah
kondisi asam. Hal ini digunakan paling prevalently asam dalam makanan seperti
salad dressing (cuka), minuman bersoda (asam karbonat), selai dan jus buah
(asam sitrat), acar (cuka), dan bumbu. Hal ini juga ditemukan dalam obat kumur
berbasis alkohol dan semir perak. Hal ini juga dapat ditemukan dalam obat batuk
seperti Robitussin Sodium benzoate. Dideklarasikan pada label produk
natrium benzoat ‘atau E211. karena natrium benzoat hanya akan bekerja ketika
keseimbangan pH makanan kurang dari 3,6. Oleh karena itu efektif dalam
kebanyakan soda, cuka, jus buah, dan bahan-bahan campuran seperti salad
dressing. Hal ini tambahan digunakan untuk menghentikan proses fermentasi pada
anggur.
Hal
ini juga digunakan dalam kembang api sebagai bahan bakar dalam campuran peluit,
bubuk yang memancarkan suara siulan ketika dikompresi ke dalam tabung dan
dinyalakan. bahan bakar ini juga salah satu bahan bakar membakar roket tercepat
dan memberikan banyak dorongan dan asap. Itu memang memiliki downsides, ada bahaya
tinggi ledakan saat motor ditekan karena kepekaan bahan bakar untuk dampak.
Itulah sebabnya hanya pyrotechnicians profesional harus membuatnya. Natrium
benzoat diproduksi oleh netralisasi asam benzoat dengan natrium hidroksida.
asam benzoat terdeteksi pada tingkat rendah di cranberry, plum, greengage plum,
kayu manis, cengkeh matang, dan apel. Meskipun asam benzoat adalah pengawet
yang lebih efektif, natrium benzoat lebih sering digunakan sebagai bahan
tambahan makanan karena asam benzoat juga tidak larut dalam air Konsentrasi
sebagai pengawet adalah dibatasi oleh FDA di AS menjadi 0,1% berat.. Program
Internasional tentang Chemical Safety tidak menemukan efek samping pada manusia
pada dosis 647-825 mg / kg berat badan per hari.
3.
Sukrosa
sukrosa
[O-β-D-fruktofuranosil-(2→1)-α-D-glukofiranosida]
Sukrosa
merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari
monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa,
dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini
dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh
organisme lain seperti hewan Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai
sumber karbon. Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa dan fruktosa
diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha.Struktur ini mudah
dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa.Proses
fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat memperoleh energi dari
substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida
dan produk samping berupa senyawaan alkohol.Penggunaan yeast ini dalam proses
fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut
dengan zymotechnology.
4.
Glycerol
Gliserol
merupakan senyawa alkohol yang memiliki 3 gugus hidroksil. Gliserol memiliki
nama baku 1,2,3-propanatriol. Senyawa ini berwujud cair, tidak berwarna dengan
titik didih 290oC. Titik didih tinggi yang dimiliki oleh senyawa
dengan bobot molekul 92,09 g/mol ini disebabkan adanya ikatan hidrogen yang
sangat kuat antar molekul gliserol. Gliserol merupakan bahan baku pembentuk
trigliserida, yang dapat membentuk ikatan ester dengan asam lemak.
5.
Sorbitol
Rumus Kimia C6H14O6
Nama UIPAC Hexane-1,2,3,4,5,6-hexaol
Berupa serbuk atau granul atau lempengan, higroskopis, warna
putih, rasa manis. Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol,
dalam metanol, dan dalam asam asetat. Sorbitol mengandung tidak kurang dari
91,0% dan tidak 12 lebih dari 100,5% C6H14O6
dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah kecil alkohol polihidrik lain
(Anonim, 1995). Manisnya sorbitol 0,5 - 0,6 manisnya sukrosa.
6.
Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas duaatom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidakberwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu
keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan
memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom
oksigen pada tabel periodik,
yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik,
terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, danfosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini
apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan
tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang
elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada
elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom
hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan
jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom
tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen
dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul
saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
§ Air sering disebut sebagai pelarut universal karena
air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara
fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH-).
BAB III
PENUTUP
Cefixime merupakan antibiotik cephalosporin generasi 3 yang
telah memiliki cincin beta laktam. Cefixime merupakan antibiotik cephalosorin
semisintetik untuk pemberian oral dan memiliki spektrum aktivitas luas
menghambat mikroorganisme gram positif dan gram negatif dan sangat stabil
terhadap organisme penghasil enzim beta laktamase.
Daftar
Pustaka
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar
Teman-teman yang baik hati,,
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.
Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.
Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.
Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.
Jangan lupa di follow yahh... ^^
Terimakasih ^^