Senin, 21 Januari 2013

Infeksi Saluran Pernapasan

Makalah spesialit obat....
BAB II
ISI
Infeksi saluran pernapasan adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman atau mikroorganisme yang berkembang biak dalam saluran pernapasan.Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.
Infeksi saluran napas atas meliputi :
·      Otitis Media
·      Faringitis
·      Sinusitis
·      Rhinitis
·      Laryngitis
·      Epiglotitis
·      Tonsillitis
Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi :
·       Bronkhitis
·       Bronkhiolitis
·       Pneumonia
Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran napas antara lain faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri maupun publik, serta rendahnya gizi.




II. 1 Infeksi Saluran Pernapasan Atas   
II. 1. 1 OTITIS MEDIA
*      Deskripsi Penyakit
A.       Definisi
Secara umum adalah peradangan teling tengah yang dibagi menjadi:
·         Otitis media akut: inflamasi telinga tengah yang gejalah dan tanda-tandanya muncul cepat. Manifestasi klinik berupa 1 gejala: otalgia, gangguan pendengaran, demam, atau gelisah.
·         Otitis media efusi: penumpukan cairan di ruang telinga tengah.
B.       Faktor resiko
·         Abnormalitas anatomi: celah langit-langit mulut
·         Musim dingin
·         Hipertropi adenoid (pembesaran tonsil)
·         Down syndrome
·         Infeksi saluran pernapasan dikeluarga
·         Ras kulit putih
·         Menderita infeksi pertama pada usia muda
C.        Patofisiologi
·         Tuba eustakhius pada anak berbeda dengan dewasa menyebabkan drainase telinga tengah kurang baik
·         Fungsi tuba eustakhius yang tidak normal menyebabkan refluks cairan transudat ditelinga tengah dan perkembangan bakteri
·         Bakteri penyebab:
1.      Streptococcus pnemoniae (35%)
2.      Haemophilus influinzae (25%)
3.      Mozarella catarrhalis (10%)




D.       Manifestasi klnik
·         Otitis media akut: otalgia, gangguan pendengaran, demam, gelisah yang terjadi dengan cepat. Otorea lewat perforasi membran timpani tau tuba timpanostomi. Gejalah yang tidak spesifik: gelisah, lemah (lethargi), anoreksia, muntah.
·         Efusi ditandai dengan perubahan membran timpani: kemerahan, keruh, cahaya tidak refleksi, menonjol, tidak bergerak pada saat di otoskopi pneumatik. Pasti ini akan membaik secara spontan pada sebagian besar anak- anak. Komplikasi intrakranial, meningitis, mastoiditis, dan abses otak jarang terjadi.

*      Terapi
A.       Tujuan terapi
·         Mengendalikan nyeri,menghilangkan infeksi dan mencegah komplikasi
·         Menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu
·         Meminimkan reaksi yang tidak diinginkan (ROTD)
B.       Pendekatan umum
·         Antibiotik oral 5-10 hari
o   Beberapa anaka dapat sembuh tanpa AD
o   Terapi pendukung : analgesik,antipiretik, penghangatan lokal
o   Antihistamin dan dekogenstan tidak efektif untuk mengatasi efusi dan mengilangkan gejala.
o   Pilihan pertama antibiotik : amoksisillin 40 mg / kgbb/hari
·         Aktivitas in vitro amoksisillin terhadap S. Pneumoniae dan H.Influenzae isolat dari telinga tengah sangat baik. Amoksisilin dosis tinggi 80-90 mg/kgbb/hari terhadap pneumokokkos yang resisten terhadap penisilin
·         Bila gagal gunakan amoksisilin-asam klavulat dosis tinggi. Sefuroksim akstil atau seftriakson ini
·         Bila H.Influenzae/M.cattarhalis penghasilan betalaktamase umum didapati bila gunakan ntibiotik yang tahan erhdap betalaktamase
·         Sulfamethoksazol-trimethoprim (ko-trimoksazol), sefiksim, sefuroksim axetil, sefaklor, seftibuten,sefprozil,sefpodoksim,azitromisin,azitromisin,eritromisin/sulfisoksazol.
C.        Evaluasi terapi
·         Gejala otitis media akan hilang dalam waktu 24-72 jam bila diterapi dengan tepat
·         Bila otalgia/demam selama terapi tetap/kambuh maka harus dicurigai kemungkinan infeksi bakteri yang menghasilkan beta lakamase, tetapi dengan antibiotik yang aktif terhadap betalaktamase
·         Bila kambuh setelah 1 bulan yan disebabkan infeksi karena mikroba sama, terapi dengan amoksisilin dosis tinggi atau antibiotik stabil betalaktamase
·         Pada hari ke 10 terapi periksa ulang untuk kemungkinan terjadinya efusi (frekuensi efusi 10%). Bila efusi tetap ad sp 3 bulan pertimbangan untuk :
v  Terus terapi dengan amoksisilin 20 mg/kgbb/hari atau kotrimoksazol 4/20mg/ kg bb
v  Miringotomi dan penyisipan tuba timpanostomi
v  Terapi setiap episode otitis media akut dengan antibakteri yang tepat

II. 1. 2 FARINGITIS
*      Deskripsi Penyakit
A.       Definisi
Inflamasi faring dan jaringan limfoid sekitarnya akibat infeksi bakteri atau virus
B.       Etiologi
·         Penyebab : Virus, bakteri group A beta hemolitic streptococci (Steptocuccus pyogenes, Group A steptococcus/GAS)
·         Pada kasus infeksi Group A streptococcus dapat terjadi demam remtik (0.3-30%)
C.        Manifestasi klinis
·         Sakit tenggorokan (sore throat), disfagia (kesulitan meneln), demam. Sulit membedakan gejala klinis infeksi karena virus atau bakteri
·         Infeksi karena Group A streptococcus GAS ditandai dengan : pembengkakan kelenjar limfa, tidak batuk, demam > 38oC

*     Terapi
·         Faringitis virus diobati secara simtomatis
·         Terapi GAS faringitis : penisilin:
1.      Untuk anak < 12 tahun penisilin V, 2x 250/hari, 10 hari atau benzhatin penisilin im 25000-50000 unit/kg. Dosis tunggal
2.      Untuk dewasa penisilin V 500mg 2x 250/hari,10 hari
·         Untuk yang alergi penisislin berikan eritromisin estolat 20-30 mg/kgbb/hr atau eritromisin etilsuksinat 40-50 mg/kgbb/hr dibagi dalam 2-4 dosis selama 10 hari
·         Antibiotik lain: amoksisilin, ampisilin, sefalosporin,eritromisin-sulfisoksazol.

II. 1. 3 SINUSITIS
*      Deskripsi Penyakit
A.       Definisi
Infeksi di sinus, akut s/d 4 minggu, kronik 12 minggu
B.        Etiologi
Bakteri penyebab:
·         Streptococcus pnemoniae (30-40%)
·         Haemophilus influenzae (20-30%)
·         Moxarella catarrhalis (12-20%),lain”
·         Streptococcus pygenes, Staphylococcus aureus
·         Bakteri anaerob
C.        Manifestasi klinik
keluarnya cairan kentl berwarna dari hidung, sumbatan di hidung, nyeri muka, sakit gigi, demam

*    Terapi
·         Gejala dapat disembuhkan sendiri dalam 48 jam. Bila menetap atasi gejala, perbaiki fungsi ssinus, cegah komplikasi intrakranial, dan atasi bakteri patogen
·         Terapi utama adalah pemberian antibiotik. Untuk sinus tanpa komplikasi gunakan amoksisillin atau ko-trimoksazol bila resisten gunakan azitromisin, klaritromisin, sefuroksim, sefiksim, sefaklor, fluorokuinolon : levofloksasin, gantifloksasin.
·         Durasi terapi: 10-14 hari dan dapat diperpnjang s/d 30 hari
·         Obat semprot vasokonstriktor: fenileprin, oksimetazolin, dapat memperbaiki aliran, tetapi penggunaan tidak melebihi 72 jam agar tidka terjadi toleransi
·         Antihistamin tidak efektif untuk sinusitis.

II. 2 Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
II. 2. 1 BRONKITIS
*      Deskripsi Penyakit
A.   Definisi
·         Inflamasi pada cabang trakheobronkial tidak termasuk alveol, yang umumnya berhubungan dengan infeksi pernafasan umum. Diklasifikasikan dalam bronkitis akut dan kronik
·         Bronkitis akut terutama terjadi selama musim dingin. Faktor pencetus: cuaca dingin, lembab dan banyaknya zat pengiritasi seperti polusi udara, asap rokok.
B.   Patofisiologi
·         Penyebab utama adalah virus terutama virus common cold, rhinovirus, coronavirus, virus patogen pada saluran pernafasan bawah  : virus influenza, adenovirus, respiratory, syncytial virus
·         Patogen penyebab lainnya adalah : Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Bordetella pertussis
·         Infeksi saluran pernafasan akut mungkin berkaitan dengan peningkatan hipersensivitas saluran pernafasan dan mungkin terjadi menjadi patogenesis penyakit paru kronis obstruktif.

*      Terapi
·         Terapi simtomatis dan suportif. Antipretik tunggl seringkali cukup. Istirahat dan analgesik-antipiretik lemah sering dapat mengatasi keluhan lemah dan demam. Aspirin atau paracetamol.
·         Atau gunakan ibuprofen 200-800 mg pada dewasa, anak 10mg/kg/. Dosis maksismum dewasa 3,2 g dan 40mg/kg/dosis anak. Berikan setiap 4-6 jam
·         Pasien dianjurkan untuk minum cairan untuk mencegah dehidrsi dan kemungkinan penurunan sekresi respirasi dan kekentalan mukus. Pada anak pemberian aspirin harus dihindari karena adanya hbungan antara penggunaan aspirin dengan muncunlnya sindrom reye. Paracetamol lebih dianjukan.
·         Terapi embun dan penggunaan obat dapt mengencerkansekret. Batuk ringan yang menetap yang mengganggu dapat ditepi dengan dekstromethropan, tetapi batuk lebih mungkin membutuhkan kodein atau obat sejenisnya.

II. 2. 2 BRONKITIS KRONIS
*      Deskripsi Penyakit
A.   Definisi
Adalah penyakit yang tidak spesifik pada orang dewasa. Biasanya pasien akan melaporkan batuk dengan sputum hampir sepanjang hari selama paling tidak 3 bulan berurutan setiap tahun selma 2 tahun berturutan.
B.   Patofisiologis
·         Bronkitis kronis terjadi akibat dari beberapa faktor pendukung termasuk merokok, terpapar debu, asap, populasi lingkungan,dan infeksi bakteri atau virus
·         Pada bronkitis kronis,dinding bronkus menebal dan jumlah mukus yang disekresi sel globet dipermukaan epitel bronkus besar dan kecil meningkat nyata.hipertropi kel mucus dan dilatasi saluran kelenjar mukus juga ditemui.

*      Terapi
·         Pada eksaserbasi akut pemberian bronkodilator oral atau aerosol seperti albuterol aerosol
·         Penggunaan antibiotik masih diperdebatkan,walaupenting. Pemilihan antibiotik sesuai dengan patogen,resiko interaksi rendah dan tidak menimbulkan masalah kepatuhan. Bila mikoplasma terlibat dalam infeksi, penggunaan makrolid masih diragukan Aritromisin dpat dipertimbangkan sebagai pilihan untuk kasus mikoplasma
Antibiotik yang umum digunakan dengan durasi 10-14 hari
Antibiotik yg dianjurkan
Dosis lazim dewasa (G)
Dosis/hari

Ampisislin
0,25-0,5
4
Amoksisilin
0,5

Cefprozil
0,5
2
Cefuroksim
0,5
2
Ciprofloksasin
0,5-0,75
2
Gatifloksasin
0,4
1
Levokfloksasin
0,5-0,75
1
Doksisiklin
0,1
2
Minosiklin
0,1
2
Tetrasiklin HcL
0,5
4
Amoksisilin-as
0,5
3
Klavulanat


Ko-trimoksazol
160/800mg
2

Obat Pengganti
Azitromisin
0,25-0,5
1
Eritromisin
0,5
4
Klaritromisin
0,25-0,5
2
sefiksim
0,4
1
Sefaleksin
0,5
4
Sefaklor
0,25-0,5
3


II. 2. 3 BRONKHIOLOTIS
*      Deskripsi Penyakit
A.   Definisi
·         Infeksi virus akut pada saluran pernafasan bawah bayi yang menunjukkan pola musiman yang tetap, puncaknya selama musism dingin dan menetap sampai awal musim semi. Penyakit ini umumnya mempengaruhi bayi berumur 2-10 bulan.
·         Penyebab utama, 45-60% adalah virus Respiratory syncytial,penyebab kedua virus parainfluenzae. Bakteri sebagai patogen sekunder hanya lah pada sedikit kasus.

*      Terapi
·         Bronkiolotis adalah penyakit yang sembuh sendiri dan umumnya tdk memerlukan terpi, selin menghilngkan kecemasan dan antipiretik, kecuali bila bayi hipoksia atau dehidrasi
·         Pada kasus berat, terpi pilihan adalah terapi oksigen dan cairan IC
·         Ribavirin dapat dipertimbangkan pada pasien yang menderita penyakit paru-jantung dengan infeksi akut. Penggunaan obat ini membutuhkan peralatan khusus, generator aerosol partikel kecil dan pelaksana terlatih.

II. 2. 4 PNEUMONIA
*      Deskripsi Penyakit
A.   Definisi
Penyakit yang paling umum menyebabkan kematian di USA. Depat terjadi pada semua umur, walau manifestasi klinik terparah muncul pada anak,orang tua dan penderita penyakit kronis.
B.   Gejala dan tanda Pneumonia Bakteri G+/-
·         Demam yang meningkat tajam, batuk produktif sputum berwarna atau berdarah, nyeri dada,takikardi takipnea
·         Radioaktif  khas infiltrat segmental atau lobar yang padat
·         Laboratorium : leukositosis terutama sel PMN O2 arteri rendah
·         Gejala ekstrapulmonal : diare,mual,mialgia,atralgia,perubahan mental selaras dengn perjalan penyakit. Halusinasi, grand mal seizures.
Laboratorium : Leuokositosis
Berdasarkan jenis pneumonia, gejalanya ditandai dengan:
1.      Pneumonia anaerobik
·         Gejala : batuk,demam ringan,hilang berat badan,sputum yang berabu adalah ciri khasnya
·         Abses paru berkembang dalam 1-2 minggu pada 20% pasien
2.      Pneumonia mikoplasma
·           Penyebab M.peneumonia. Gejala : demam bertahap, sakit kepala, malaise, batk yang mulanya tidak nonproduktif, sakit leher,sakit telingah dan rinore,rale dan ronkhi
·           Gejala ekstrapulmonal : mual, muntah, diare, mialgia, atralgia, artritis poliarticular, rash, miokarditis, perikarditis, anemia hemolitik, meningoensedalitis, neuropati kranial, sindroma guillain barre. Pewarnaan gram : PMN
3.      Pneumonia virus
·         Gambaran klinis bervariasi,diagnosis dengan test serologi
4.      Pneumonia nosokomial
·           Faktor utama adalah penggunaan ventilator,yang resikonya meningkat pada penggunaan antibiotik, penggunaan antagonis reseptor H2,penyakit berat

*      Terapi
A.     Tujuan terapi :
·         Eradikasi pathogen dan penyembuhan klinis
·         Menurunkan morbiditas
B.      Pendekatan umum :
·           Tetapkan : fungsi pernafasan, tanda-tanda sakit sistemik : dehidrasi, sepsis      kolaps
·           Terapi suportif : oksigen, cairan pengganti bronkodilator, fisioterapi dada. Nutrisi, pnegendalian demam.
·           AB empiric dengan AB spectrum lebar. Bila kultur diketahui, sempitkan spectrum. AB aerosol belum terbukti.
·           Pencegahan dengan vaksin terhadap S. pneumonia dan H. influenza.

II. 3 Penggolongan Obat Infeksi Saluran Pernapasan
A.   GOLONGAN PENISILIN
1.      Benzilpenisilin dan fekoksimetilpenisilin
2.      Penisilin tahap penisilanase
3.      Penisilin spektrum luas
4.      Penislin anti pseudomonas
Penisilin bersifat bakterisid dan  bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tetapi tidak penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika sepalut otak mengalami infeksi.

1.   BENZILPENISILIN DAN NOKSIMETILPENISILIN
Benzipenisilin (penisilin G) efektif untuk mengatasi infeksi streptokokus, pneukokis, gonokokus, meningokokus, antraks, difreri, gangguan gas, leptorosis, sifilis, tetanus, yaws dan penyakit lyme pada anak. Namun belkangan ini bezilpenisilin bukan lagi merupakan pilihan untuk meningitis pneumokokus, benzilpenisilin dirusak oleh penisilanse.
Penisilin Prokain : merupakan garam penisilin yang larut dalam air,digunakan dalam bentuk depot intramuskuler yang dapat mempertahankan kadar terapeutik selama 24 jam. Obat ini merupakan pilihan untuk sifilis.
Fenoksimetilpenisilin (penisilin V) memiliki spektrum antibakteri yang sama dengan Benzilpenisilin, tapi efektivitasnya lemah. Obat ini lebih tahan terhadap asam lambung sehingga dapat diberikan secara per oral.

BENZILPENISILIN (PENISILIN G)
Indikasi                     : infeksi ternggorokan, oritis media, strepkokis, endokrditis, meningkokus meningitis, pnemonia, profilaksis amputasi pada lengan atau kaki.
Peringatan               :  riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal
Interaksi                   : lihat interaksi antimikroba
Kontraindikasi        : hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin
Efeksamping            : reaksi alergi berupa urtikariam, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopenia, trombositopenia, syok anafilaktik pada pasien yang alergi. Diare pada pemberin oral.
Dosis
·         Injeksi Intravena lambat,intramuskular atau infus : 1,2 g/hari dalam dosis terbagi 4,jik diperlukan dapat ditingkatkan 2,4 g/hari atau lebih
·         Bayi prematur dan neonatal : 50 mg/kg dalam dosis terbagi 2 : Bayi 1-4 minggu:75mg/kg/hari, dalam dosis terbagi 3 ; Anak 1-12 tahun : 100mg/kg/hari dalam dosis terbagi 4 (dosis lebih tinggi mungkin dibutuhkan)
·         Endokarditis bakterialis: infus atau injeksi intravena lambat 7,2 gram/hari dalam dosis terbagi 4-6.
·         Meningitis mengokokus: injeksi intravena lambat atau infus 2,4 gram setiap 4-6 jam; Bayi Prematur dan Neonatal: 100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2; Bayi 1-4 minggu: 75 mg/kg/hari, dalam dosis terbagi 3; Anak 1-12 tahun: 180-300 mg/kg/hari, dalam dosis terbagi 4-6. PENTING: Jika diduga menderita penyakit meningokokus, dokter dianjurkan untuk memberikan injeksi tunggal benzilpenisilin secara i. M atau i.v sebelum membawa pasien ke Rumah sakit. Dosis yang sesuai Dewasa 1,2 g; Bayi 300 mg; Anak sampai 9 tahun 600 mg; 10 tahun ke atas sama dengan dewasa. Pemberian injeksi intratekal tidak dianjurkan
Sediaan Beredar
Benzatin penisilin G (Generik) serbuk inj. 1,2 UI/vial, 2,4 UI/vial (K).
Prokain penisilin G Meiji (Meiji Indonesia) serbuk inj. 3 juta UI/vial (K).
Penadur LA (Sunthi Sepuri) serbuk Inj. 1.200.000 UI/vial. 2.400.000 UI/vial (K).
FENOKSI METIL PENISILIN (PENISILIN V)
·         Indikasi         : Tonsilitis, otitis media, erisipelas, demam rematik, profilaksis infeksi             pnemuokokus
·         Peringatan   : Kontraindikasi; efek samping; lihat benzilpenisilin. Penisilin harus diberi 1    jam sebelum makan
·         Dosis              : Dewasa: 500 mg tiap 6 jam, dapat naik 750 mg tiap 6 jam pada infeksi berat.  Anak sampai  1 tahun: 62,5 mg, tiap 6 jam. Anak 1-5 tahun: 125 mg, tiap 6 jam, Anak 6-12 tahun: 250 mg tiap 6 jam. Untuk profilaksis demam rematik dan infeksi pneumokokus
Sediaan Beredar
Phenoxymethyl Penicilin (Generik) tablet 250 mg, 500 mg (K). Fenocin (dumex Alpharma Indonesia) tablet 125 mg (K). Ospen (Novartis Indonesia) tablet 250 mg, 625 mg (K). Ven Pee (Combiphar) Kaptab 250 mg, 400 mg, 625 mg, 1.g, 1,5 g; Sirup krng. 125 mg/ 5 ml, 250 mg/5ml (K).

2. PENISILIN TAHAN PENISILINASE
Sebagian besar stafilokokus telah resisten terhadap benzilpenisilin karena kuman ini memproduksi penisiline. Kloksasilin dan flukoksasilin tidak dirusak oleh penisilinase sehingga efektif untuk strain kuman tersebut.
Flukoksasilin diabsorpsi lebih baik dibanding kloksasilin pada pemberian per oral.
KLOKSASILIN
Indikasi         : Infeksi karena stafilokokus yang memproduksi penisilinase
Peringatan   : Kontraindikasi; efek samping : lihat benzilpenisilin
Dosis              : Oral: 500 mg tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan. Injeksi intramuskuler: 250 mg tiap 4-6 jam. Injeksi intravena lambat atau infus: 500 mg tiap 4-6 jam, dalam kasus yang berat dosis dapat dinaikan dua kali. Anak kurang dari 2 tahun; seperempat dosis dewasa. Anak 2-10 tahun: setengah dosis dewasa.
Sediaan Beredar
Meixam (Meiji Indonesia) serbuk Inj. 500 mg/vial (K). Ikaclox (Ikapharmindo) kapsul 250 mg, 500 mg (K). Orbenin (SmithKline Beecham Indonesia) Kapsul 500 mg; serbuk Inj 250 mg/vial, 500 mg/vial, 500 mg/vial; Sirup krng. 125 mg/5 ml. 250 mg/5.
FLUKIOKSAKSILIN
Indikasi         : Infeksi karena stafilokokus penghasil penisilinase, termasuk otitis eksterna; terapi tambahan pada pneumonia, impetigo, selulitis, endokarditis
Peringatan ; kontraindikasi; efek samping : Lihat benzilpenisilin; hepatitis dan ikterus kolestatik pernah dilaporkan
Dosis              : Oral: 250 mg tiap 6 jam diberikan 30 menit sebelum makan. Injeksi intramuskular. 250 mg tiap 6 jam. Injeksi intravena lambat atau infus: 0,25-1 gram tiap 6 jam pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan dua kali. Anak kurang dari 2 tahun: seperempat dosis dewasa: 2-10 tahun: setengah dosis dewasa.
Catatan          : Ikterus Kolestatik mungkin terjadi hingga beberapa minggu setelah Pengobatan dengan flukoksasilin dihentikan
Sediaan Beredar
Aclomex (Dumex Alpharma Indonesia). Kapsul 250 mg (K). Floxapen (SmithKline Beecham Indonesia) Kapsul 250 mg, 500 mg; Sirup Krng. 62,5 mg/ml (K)

3. PENISILIN SPEKTRUM LUAS
Ampisilin aktif terhadap beberapa jenis kuman gram positif dan gram negatif, tapi dirusak oleh penisilinase, termasuk yang dihasilkan oleh S. Aureus dan sebagian kuman gram negatif seperti E.Coli. Sebagian besar stafilpkokus, 50% E.Coli dan 15% H. Influenzae, resisten terhadap ampisilin.
Ampisilin dapat diberikan per oral, tapi yang diabsorpsi tidak lebih dari separuhnya. Kadar plasma yang lebih tinggi didapat dengan pemberian bentuk ester, bakampisilin dan pivampisilin.
AMPISILIN
Indikasi         : Infeksi saluran kemih, ototis media, sinusitis, bronkitis, kronis, salmonelosis invasif, gonore
Peringatan   : Riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritmetous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik dan AIDS.
Interaksi       : Lihat Interaksi Antimikroba
Kontraindikasi :Hipersensitivitas terhadap penisilin
Efek Samping  : Mual, diare, ruam, kadang-kadang terjadi kolitis karena antibiotil;
Dosis              : oral: 0,25-1 gram tiap 6 jam diberikan 30 menit sebelum makan. Untuk gonore: 2-3-5, gram dosis tunggal, ditambah 1 gram probenesid. Infeksi saluran kemih: 500 mg tiap 8 jam. Injeksi intramuskular, intravena atau infus: 500 mg tiap 4-6 jam. Anak dibawah 10 tahun: setengah dosis dewasa.
Sediaan Beredar
Ampisilin (generik) kapsul 250 mg; kaptab 500 mg; serbuk Inj. 500 mg/vial, lg/vial; sirup Krng. 125 mg/5 ml, 250 mg/5 ml (K). Ambiopi (Mersifarma) kaptab 250 mg, 500 mg. Sirup Krns. 125 mg/5 ml (K). Ambripen (Inframind) Kapsul 250 mg; 500 mg (K). Amcilin (Dumex Alpharma Indonesia) Kapsul 250 mg, 500 mg; Serbuk Inj. 1 g/vial, 2g/vial; sirup Krng. 125 mg/5 ml, 250 mg/5 ml: Tablet 250 mg, 500 mg (K).
AMOKSISILIN
Indikasi         : Lihat ampisilin. Juga untuk profilaksis endokartis dan terapi tambahan pada meningitis listeria
Peringatan   : Efek samping; Kontraindikasi: (lihat ampisilin)
Dosis
·         Oral dewasa: 250-500 mg tiap 8 jam.
a.       Infeksi saluran nafas berat/berulang: 3 gram tiap 12 jam. Anak kurang dari 10 tahun: 125-250 mg tiap 8 jam. Pada infeksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi.
b.      Terapi oral jangka pendek. Abses gigi: 3 g, diulangi 8 jam kemudian.
c.       Otitis media pada anak 3-10 tahun: 750 mg dua kali sehari selama 2 hari.
·         Injeksi intramuskular: dewasa: 500 mg tiap 8 jam. Anak: 50-100 mg/hari dalam dosis terbagi. Injeksi intravena atau infus: 500 mg tiap 8 jam, dapat dinaikkan sampai 1 g tiap 6 jam. Anak: 50-100 mg/hari dalam dosis terbagi.
Sediaan beredar
Amoksisilin (Generik) kapsul 250 mg; Kaptab 500 mg, serbuk Inj. 1 g/vial: Sirup Krng. 125 mg/5 ml, 250 mg/5 ml (K). Abamcx (Kresna Karya) Kapsul 250 mg, 500 mg: Sirup Krng. 125 mg/5 ml (K). Abdimox (Tunggal Idaman) Kapsul 500 mg; Serbuk Inj. 1 g/vial (K).
BAKAMPISILIN
Indikasi         : kontraindikasi; peringatan; Efek samping: Lihat ampisislin
Dosis              : 400 mg, 2-3 kali sehari. Pada infeksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi. Anak lebih dari 5 tahun : 200 mg, tiga kali sehari. Gonore tanpa komplikasi: 1,6 g dosis tunggal, ditambah 1 g probenesid
Sediaan Beredar
Bacacil (Pfizer Indonesia) Sirup Krng 200 mg/5 ml; Tablet 400 mg
CO AMOKSIKLAV (AMOKSISILIN ASAM KLAVULANAT
Indikasi; kontraindikasi; peringatan; efek samping : Lihat ampisilin
Dosis              : Lihat amoksisilin
Sediaan Beredar
Coamoksiklav (Generik) Kaptab 375 mg, 625 mg. Amocomb (Benofarm) Kaptab 500 mg; Sirup Krng. 125 mg/5 ml. Ancla (Meprofarm) Kaptab 250 mg; Sirup Krng, 125 mg/5 ml.
PIVAMOISILIN
Indikasi         : Lihat ampisilin
Peringatan; kontraindikasi; Efek samping: Lihat ampisilin, uji fungsi hati dan uji fungsi ginjal pada penggunaan jangka panjang.
Dosis              : 500 mg setiap 12 jam, gandakan pada infeksi berat; Anak usia muda 3 bulan- 1 tahun: 40-60 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis terbagi 1-5 tahun: 350-525 mg/hari; 6-10 tahun: 525-700 mg/hari; dosis bisa digunakan pada infeksi berat.
Sediaan Beredar
Pivamex (Dumex Alpharma Indonesia) Tablet 250 mg

4. PENISILIN ANTIPSEUDOMONAS
Obat golongan ini terutama diindikasikan untuk infeksi berat yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.Tikarsilin merupakan suatu karboksi penisilin, tidak diabsorpsi melalui aluran cerna, sehingga harus diberikan secara parental (i,m,i,v). Spektrum antibakterinya terhadap bakteri gram negatif lebih luas dari aminopenisilin termasuk terhadap Ps. Aeruginosa dan B. Fragilis.
TIKARSILIN
Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas dan Proteus sp.
Peringatan; kontraindikasi; efek samping: Lihat benzilpenisilin
Dosis  : Injeksi intravena lambat atau infus: 15-20 g per hari dalam dosis terbagi. Anak; 200-300 m/kg per hari dalam dosis terbagi untuk infeksi saluran kemih secara Injeksi intramuskular atau injeksi intravena lambat : Dewasa 3-4 g per hari dalam dosis tebagi: Anak 500100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
Sediaan Beredar
Timentin (SmithKline Beecham Pharmaceutical, British) Serbuk Inj. 1,5 g/vial, 3 g/vial.
PIPERASILIN
Indikasi : Infeksi Pseudomonas aeurinosa
Peringatan; kontraindikasi; efek samping : Lihat benzilpenisilin
Dosis  : Injeksi intramuskular atau injeksi intravena: 100-150 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Pada infeksi berat 200-300 mg/kg/hari. Pada infeksi lebih berat; 16 g/hari; dosis tunggal di atas 2 g hanya diberikan secara intravena.
Sediaan Beredar
Ledercil (Lederle Puerto Rico) Serbuk Inj. 2 g/vial

SULBENISILIN
Indikasi : Infeksi Pseudomonas aeruginosa
Peringatan; kontraindikasi; efek samping: Lihat benzipenisilin
Dosis  : Dewasa: 2-4 g/hari, Anak: 40-80 mg/kg/hari. Diberikan secara intramuskular atau intravena dibagi dalam dua kali pembicaraan
Sediaan beredar
Kedacilin (Takeda Indonesia) Serbuk Inj. 1 g/vial, 2 g/vial
B. SEFALOSPORIN DAN ANTIBIOTIK BETALAKTAM LAINNYA
Sefalosporin termasuk antibiotik betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif dan gram negatif, tapi spektrum antimikroba masing-masing derivat variasi.
SEFALOSPORIN
Sefalosporin generasi ppertama:
Golongan ini efektif terhadap sebagian besar Is. Aureus dan streptokokus termasuk Str. Pyogenes, Str Viridans dan Str Pneumoniae. Bakteri gram positif yang juga sensitif adalah Str anaerob, Clostridium perfringens, Listeria Monocytogenes dan Corinebacterium diphteria.
Sefalosporin generasi kedua:
Dibandingkan dengan generasi pertama, sefalosporin generasi kedua kurang aktif terhadap bakteri gram positif, tapi lebih aktif terhadap bakteri gram negatif, misalnya H. Influenzae, Pr Mirabilis, E. Coli dan Klebsiella. Golongan ini tidak efektif terhadap Ps. Aeruginosa dan enterokokus.


Sefalosporin generasi ketiga:
Golongan ini umumnya kurang aktif terhadap kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama, tapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase. Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan sefalosporin yang lain, sehingga cukup diberikan satu kali sehari.
Farmakokinetika
Dari sifat farmakokinetika, sefalosporin dibedakan menjadi 2 golongan. Sefaleksin, sefrain, sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena diabsorpsi melalui saluran cerna. Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara i.v. karena menimbulkan iritasi pada pemberian i.m. beberapa sefalosporin generasi ketiga misalnya moksalatam, sefataksim, seftizoksim dan sefriakson mencapai kadar tinggi dalam cairan serebrospinal, sehingga bermanfaat untuk pengobatan mengitis purulenta. Kadar dalam empedu umumnya tinggi, terutama sefoperazon. Kebanyakan sefalosporin diekresi dalam bentuk utuh ke urin, kecuali sefoperazon yang sebagian besar diekresi melalui empedu. Oleh karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal.
Efek samping
Reaksi anafilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi. Reaksi silang biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat, sedangkan pada alergi penisilin yang ringan dan sedang, kemungkinannya kecil. Sefalosporin merupakan zat yang nefrotoksik, walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan aminoglikosida dan polimkinsin.
SEFAKLOR
Indikasi         : Infeksi bakteri gram positif da gram negatif, lihat keterangan diatas.
Peringatan   : Alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui.
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap sefalosporin porfiria
Efek samping: Diare dan kolitis yang disebabkan oleh antibiotik (keduanya karena penggunaan dosis tinggi) mual dan muntah. Rasa tidak enak paa saluran cerna, sakit kepala, reaksi alergi berupa ruam, pruritus.
Interaksi       : Lihat interaksi Antimikroba (sefalosporin)
Dosis              : 250 mg tiap 8 jam, dosis digandakan pada infeksi berat, maksimum 4 g per hari; Bayi di atas 1 bulan; 20 mg/kg/hari diberi dalam tiga dosis, maksumum 1 g/hari. Bayi berusia 1 bulan-1 tahun; 62,5 mg tiap 8 jam. Anak berusia 1-5: 125 mg. Diatas 5 tahun: 250 mg.
Sediaan Beredar
Cefaclor (Generik) Kapsul 250 mg, 500 mg. Capabiotic (Prapta Nirmala) Tablet 500 mg. Ceclor (Tempo) Kapsul 375 mg, 500 mg; sirup Krng 125 mg/5 ml.
SEFADROKSIL
Indikasi: Lihat pada sefaktor dan keterangan di atas
Peringatan; kontraindikasi; efek samping; Lihat sefaktor diatas
Dosis  : Berat badan lebih dari 40 kg: 0,5-1 g dua kali sehari. Infeksi jaringan lunak, kulit dan saluran kemih tanpa komplikasi: 1 g/hari. Anak kurang dari 1 tahun: 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Anak 1-6 tahun: 250 mg dua kali sehari. Anak lebih dari 6 tahun: 500 mg duakali shari
Sediaan Beredar
Cefadroxil (Generik) Kapsul 250 mg, 500 mg, sirup Krng 125 mg/5 ml. Alxil (Benofarm) Kapsul 250 mg; kaptab 500 mg, 1000 mg. Bidicef (Medikon) Kapsul 250 mg; kaptab 500 mg, 1 g; sirup125 mg/5 ml.
SEFIKSIM
Indikasi: Lihat sefaklor
Peringatan; kontraindikasi; efek samping : Lihat sefaklor
Dosis  : Dewasa dan anak diatas 10 tahun: 200-400 mg per hari sebagai dosis tunggal atau dibagi dua dosis. Bayi diatas 6 bulan; 8 mg/kg perhari sebagai dosis tunggal atau dibagi dua dosis Bayi 6 bulan-1 tahun: 75 mg perhari. Anak 1-4 tahun: 100 mg perhari, Anak 5-10 tahun: 200 mg perhari
Sediaan Beredar
Cefspan (Kalbe Farma) Kapsul 50 mg, 100 mg; sirup Krng 100 mg/5 ml. Ceptik (Interbat) Kapsul 50 mg, 100 mg. Comsporin (Combhipar) Kapsul 50 mg, 100 mg; Sirup Krng 100 mg/5 ml.
SEFROZIL
Indikasi: Lihat pada dosis
Peringatan; kontraindikasi; efek samping: Lihat sefaklor
Dosis  : Infeksi saluran pernafasan atas kulit dan infeksi jaringan lunak 500 mg sekali sehari, biasanya untuk 10 hari. Anak 6 bulan-12 tahun: 20 mg per kg berat badan (maksimum 500 mg) sekali sehari. Eksaserbasi akut dari bronkitis kronik: 500 mg setiap 12 jam, biasanya untuk 10 hari. Otitis media anak 6 bulan-12 tahun: 20 mg per kg berat badan (maksimum 500 mg) setiap 12 jam.
Sediaan Beredar
Cefzil (Squibb Indonesia) Sirup Krng 125 mg/5 ml, 250 mg/5 ml; Tablet 250 mg, 500 mg.
SEFODOZIM
Indikasi: Lihat pada dosis
Peringatan; kontraindikasi; efek samping : Lihat sefaklor
Sediaan Beredar : Modivid

SEFOTAKSIM
Indikasi: Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Profilaksis pada pembedahan.
Peringatan: Alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui (tetapi boleh digunakan) positif palsu untuk glukosa urin
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap sefalosporin porfiria
Efek samping: Diare dan kolitis yang disebabkan oleh antibiotik mual dan muntah. Rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit kepala, reaksi alergi berupa ruam, pruritus, urtikaria, demam dan atralgia.
Interaksi: Lihat interaksi Antimikroba (sefalosporin)
Dosis : Pemberian injeksi intramuscular, intravena atau infus : 1 gram tiap 12 jam, dapat ditingkatkan sampai 12 gram per hari dalam 3-4 kali pemberian. (Dosis diatas 6 gram/hari diperlukan untuk infeksi pseudomonas). Neonatus : 50 mg/kg/hari dalam 2-4 kali pemberian. Pada infeksi berat, dapat ditingkatkan : 150-200 mg/kg/hari. Anak : 100-150 mg/kg/hari dalam 2-4 kali pemberian, (pada infeksi berat dapat ditingkatkan menjadi 200 m/kg/hari). Gonore : 1 gr dosis tunggal.
Sediaan Beredar :
Cefotaxime (Generik) Serbuk Injeksi
Clacef (Dexa Medica) Serbuk Injeksi
Clatax (Hoechst Marion Roussel Indonesia) Serbuk Injeksi
Taxegram (Sanbe) Serbuk Injeksi
SEFPIROM
Indikasi : Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis : Pemberian injeksi intravena atau infuse. Infeksi saluran kemih atas dan bawah dengan komplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak : 1 gr tiap 12 jam, dapat naik sampai 2 gr tiap 12  jam pada infeksi sangat berat. Infeksi saluran nafas bawah : 1-2 tiap 12 jam. Infeksi berat termasuk bakteremia : 2 gr tiap 12 jam. Tidak dianjurkan untuk anak dibawah 12 tahun.
Sediaan Beredar :
Cefrom (Hoechst West Germany) Serbuk Injeksi
SEFTAZIDIM
Indikasi         : Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis              :
·         Pemberian injeksi intramuskuler dalam intravena atau infuse : 1 gr tiap 8 jam, 2 gr tiap 12 jam.
·         Pada infeksi berat: 2 gram tiap 8-12 jam. Pemberian lebih dari 1 gr hanya secara intravena. Usia lanjut : dosis maksimum 3 gr/hari. Bayi sampai 2 bulan : 25-60 mg/kg/hari dalam 2 kali pemberian. Di atas 2 bulan : 30-100 mg/kg/hari dalam 2 kali pemberian. Di atas 2 bulan : 30 – 100 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 kali pemberian.
·         Pada meningitis atau imonodefinisi : Maksimum 6 gr/hari dibagi dalam 3 kali pemberian.
·         Infeksi saluran kemih dan infeksi yang tidak terlalu berat : 0,5-1 gr tiap 12 jam. Anak : 150 mg/kg/hari (maksimum 6 gr/hari dibagi dalam tiga kali pemberian Profilaksis pada operasi prostat : 1 gr pada saat induksi anestesi, dapat diulangi pada saat pengangkatan kateter.
Sediaan Beredar :  
Ceftazidime (Generik) Serbuk Injeksi
Ceftum (Dexa Medica) Serbuk Injeksi
Fortum (Glaxo Operation UK Ltd. England) Serbuk Injeksi
SEFTIBUTEN
Indikasi         : Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis             : Dewasa dan anak diatas 10 tahun (berat badan lebih dari 45 kg) : 400 mg/hari dosis tunggal. Anak diatas 6 bulan : suspensi oral, 9 mg/kg/hari dosis tunggal.
Sediaan Beredar :
Cedax (Schering Plough Italy) Kapsul
SEFTRIAKSON
Indikasi         : Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor. Pada gangguan fungsi hati yang disertai gangguan fungsi ginjal dapat terjadi pergeseran bilirubin dari ikatan plasma. Kontraindikasi untuk bayi dibawah 6 bulan. Seftriakson kalsium dapat menimbulkan persipitasi di ginjal atau empedu - +.
Dosis              : Pemberian secara injeksi intamuskuler dalam, bolus intavena atau infuse. 1 gr/hari dalam dosis tunggal. Pada infeksi berat : 2-4 gr/hari dosis tunggal. Dosis lebih dari 1 gr harus diberikan pada dua tempat atau lebih. Anak diatas 6 minggu : 20-50 mg/kg/hari, dapat naik sampai 80 mg/kg/hari. Diberikan dalam dosis tunggal, bila lebih dari 50 mg/kg, hanya diberikan secara infuse entavena. Gonore tanpa komplikasi : 250 mg dosis tunggal. Profilaksis bedah : 1 gr dosis tunggal. Profilaksis bedah kolorektal.
Sediaan Beredar :
Cefriaxone (Generik) Serbuk Injeksi
Broadcef (Kalbe Farma) Serbuk Injeksi
Elpicef (Pratapa Nirmala) Serbuk Injeksi
Rocepin (Roche Indonesia) Serbuk Injeksi
Tricefin (Dexa Medika) Serbuk Injeksi
SEFUROKSIM
Indikasi         : Profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadap H. Influenzae dan N. Gonorrhoeae. Lihat juga sefaktor.
Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis              :
·         Oral : Untuk sebagian besar kasus, termasuk infeksi saluran nafas atas dan bawah : 250 mg dua kali sehari. Untuk kasus berat, dapat ditingkatkan dua kali lipat. Infeksi saluran kemih : 125 mg dua kali sehari. Untuk pielonefritis : 250 mg dua kali sehari.
·         Parental : Injeksi Intramuskuler, Bolus Intravena atau Infus 750 mg tiap 6-8 jam, Infeksi berat : 1,5 gr tiap 6-8 jam. Pemberian lebih dari 750 mg hanya boleh secara intravena. Anak : 30-100 mg/kg/hari  (rata-rata 60 mg/kg/hari), dibagi dalam 3-4 dosis. Gonore : 1,5 gr.
·         Injeksi Intramuskular, dosis tunggal, pada dua tempat disuntikan. Pada saat induksi. Dapat ditambahkan 750 mg intramuskuler 8-16 jam kemudian (bedah abdomen, pelvis dan ortopedi) atau 750 mg, i.m. tiap 8 jam selama 24-48 jam berikutnya (bedah jantung, paru dan esophagus). Meningitis : 3 gr, injeksi intravena, tiap 8 jam. Anak : 200-240 mg/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis. Dosis diturunkan menjadi 100 mg/kg/hari atau setelah adanya perbaikan klinis. Neonatus : 100 mg/kg/hari, kemudian diturunkan menjadi 50 mg/kg/hari.
Sediaan Beredar :
Cefuroxime (Generik) Serbuk Injeksi, Anbacim (Sanbe) Kaptab, Cefurox (Prafa) Kaptab, Kalcef (Kalbe Farma) Kaptab, Sharox (Pratapa Nirmala) Kapsul
SEFALEKSIN
Indikasi         : Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis             : 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 8-12 jam. Dapat dinaikan sampai 1-1,5 gr tiap 6-8 jam untuk infeksi berat. Anak : 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi; dapat dinaikan dua kalilipat untuk infeksi berat (maksimum 100 mg/kg/hari). Dibawah 1 tahun : 125 mg tiap 8 jam; 6 sampai 12 tahun : 250 mg tiap 8 jam. Untuk profilaksis infeksi saluran kemih berulang pada dewasa : 125 mg pada malam hari.
Sediaan Beredar :
Cephalexin (Generik) Kapsul, Cefabiotic (Benofarm) Kapsul, Ospexin (Novartis Indonesia) Kaptab
SEFAMANDOL
Indikasi         : Profilaksis pada tindakan pembedahan, Lihat juga sefaklor
Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis             : Injeksi intramuskuler atau intravena selama 3-5 menit atau infuse intravena : 0,5-2 gr tiap 4-8 jam. Bayi diatas 1 bulan : 50-100 mg/kg/hari. Profilaksis bedah : 1-2 gr 30-60 menit sebelum operasi, dilanjutkan dengan 1-2 gr tiap 6 jam selama 24-48 jam (sampai 72 jam untuk implamantasi protesis)
Sediaan Beredar :
Dardokef (Darya Varia) Serbuk Injeksi, Dofacef (Sanbe) Serbuk Injeksi
SEFRADIN
Indikasi         : Profilaksis pada tindakan pembedahan, Lihat juga sefaklor
Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis              : Oral 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 gr tiap 12 jam. Anak; atau intravena : 0,5-1 gr tiap 6 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 8gr/hari. Anak : 50-100 mg/kg/ hari dibagi dalam 4 kali pemberian. Profilaksis bedah : 1-2 segera sebelum operasi.
Sediaan Beredar :
Cephradin (Generik) Kapsul, Cefici (Kalbe Farma) Kapsul
SEFAZOLIN
Indikasi         : Lihat sefaklor, profilaksis bedah,
Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis              : Injeksi intramuskuler atau injeksi intravena atau infuse, 0,5 gr- 1 gr setiap 6-12 jam: Anak 25-50 mg/kg/hari (dalam dosis terbagi), dapat ditingkatkan sampai 100 mg/kg per hari pada infeksi berat.
Sediaan Beredar :
Cefazolin (Generik) Serbuk Injeksi, Cefacidal (Squibb Indonesia) Serbuk Injeksi
SEFPODOKSIM
Indikasi         : Infeksi saluran nafas tetapi penggunaan pada faringitis dan teonsilitis hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antibiotika.
Peringatan; Kontraindikasi; Efek samping : Lihat Sefaklor
Dosis              : Infeksi saluran nafas atas : 100 mg dua kali sehari bersama makanan (200 mg dua kali sehari pada sinusitis). Infeksi saluran nafas bawah (termasuk bronchitis dan penumenia): 100 -200 mg dua kali sehari bersama makanan. Anak dibawah 15 hari tidak dianjurkan, 15 hari-16 bulan: 8 mg /kg per hari terbagi dalam 2 dosis, 6 bulan-2 tahun; 40 mg 2 kali sehari, 3-8 tahun: 80 mg 2 kali sehari, diatas 9 tahun: 100 mg 2 kali sehari.
Sediaan Beredar :
Safepim Maxipime (Squibb Indonesia) Serbuk Injeksi, Sefsulodin Ulfaret (Takeda Indonesia) Serbuk Injeksi
ANTIBIOTIK BETALAKTAM LAIN
Antibiotik Betalaktam lain :
·         Aztreonam
·         Imipenem
·         Meropenem
Aztreonam merupakan betalaktam monosiklik (monobaktam) dengan spectrum antibacterial terbatas pada kuman aerobic gram negative termasuk pseudomonas aeruginosa, Neisseria meningitides dan Haemophilus influenza. Tidak boleh diberikan tersendiri tanpa data mikrobiologis, karena obat ini tidak efektif untuk N. gonorrhoeae, tapi tidak untuk klamidia. Efek samping sama dengan antibiotic betalaktam pada umumnya, tapi hipersensitivitas silang dengan penisilin lebih jarang terjadi.
Imipenem merupakan antibiotic dengan spectrum luas mencakup kuman gram positif dan garam negative, aerob dan anaerob. Sebagian mengalami inaktivasi secara ensimatik di ginjal, oleh karena itu diberikan bersama dengan silastatin, suatu penghambat enzim spesifik di ginjal. Efek samping sama dengan antibiotic betalaktam lainnya. Neurotoksisitas pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pasien gagal ginjal.
Meropenem, sama dengan imipenem, tapi lebih tahan terhadap enzim di ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastatin.
C. TETRASIKLIN
Tetrasiklin merupakan antibiotic dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistensi. Namun obat ini masih merupakan pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh klamidia (trakoma, psitakosis, salpingitis, uretritis dan limfogranuloma venereum), riketsia (termasuk Q-fever), mikroplasma, brucela (doksisiklin dengan rifampisin), dan Spirochaet, Brollia begdorferi (penyakit Lyme). Tetrasiklin juga digunakan untuk akne, periodontitis destruktif rekurens, eksaserbasi bronchitis kronis (karena aktivitasnya terhadap H. influenza), dan untuk leptospiroses pada orang yang alergi penisilin (sebagai alternative dari eritromisin)
Secara mikrobiologis, berbagai derivate tetrasiklin punya aktivitas yang relative sama, kecuali minosiklin dengan spectrum yang lebih luas dan juga efektif untuk Neisseria meningitides dan juga pernah digunakan untuk profilaksis meningokokus. Tapi karena efek samping berupa vertigo dan pusing menyebabkan obat ini tidak dianjurkan lagi.
Tetrasiklin dideposit di jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan pewarnaan dan kadang-kadang hipoplasia pada gigi. Obat ini tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 12 tahun, ibu hamil dan menyusui. Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi ginjal karena dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit ginjal, kecuali doksisiklin dan minosiklin. Absorpsi tetrasiklin terganggu bila diberikan bersama susu (kecuali doksisikin dan minosiklin), antasida, kalsium, zat besi dan magnesium.
TETRASIKLIN
Indikasi         : Eksaserbasi bronchitis kronis, bruselosis (lihat juga keterangan di atas), klamidi, mikroplasma dan riketsi, efusi pleura karena keganasan dan sirosis, akne vulgaris.
Peringatan   : Gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal, kadang-kadang menimbulkan fotosensitivitas.
Interaksi       : Lihat interaksi Antimikroba
Efek Samping           : Mual, muntah diare, eritema (hentikan pengobatan), sakit kepala dan gangguan penghilatan dapat merupakan petunjuk peningkatan tekanan intracranial, hepatotoksitas, pancreatitis dan kulitis.
Dosis              : Oral 250 mg tiap 6 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 500 mg tiap 6-8 jam. Sifilis primer, sekunder dan laten : 500 mg tiap 6-8 jam selama 15 hari. Uretritis non gonokokus : 500 mg tiap 6 jam selama 7-14 hari (21 hari bila pengobatan pertama gagal atau bila kambuh)
Catatan          : Tablet atau kapsul harus ditelah bersama air yang cukup, dalam posisi duduk atau berdiri. Injeksi intravena : 500 mg tiap 12 jam: maksimum 2 gr perhari. Untuk efusi pleura, infuse intrapleural 500 mg dalam 30-50 ml NaCl fisiologis.
Sediaan Beredar :
Tetrasiklin (Generik) Kapsul, Bimatra (Bima Mitra) Kapsul, Combicylin (Combiphar) Kapsul
DEMEKLOSIKLIN HIDROKLORIDA
Indikasi         : Lihat tetrasiklin, lihat juga gangguan sekresi hormone antidiuretik.
Perhatian; kontraindikasi; Efek samping : Lihat tetrasiklin. Fotosensitivitas lebih sering terjadi, pernah dilaporkan terjadinya diabetes insipidus nefrogenik.
Dosis              : 150 mg tiap 6 jam atau 300 mg tiap 12 jam
Sediaan Beredar :
Ledermycin (Pharos) Kapsul
DOKSISIKLIN
Indikasi         : Eksaserbasi bronchitis kronis, bruselosis klamidiam, mikroplasma dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulgaris, bruselosis (kombinasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis, prostatitis kronis, penyakit radang pelvis (bersama metronidazol)
Perhatian; kontraindikasi; efek samping : Lihat tetrasiklin, boleh digunakan pada gangguan fungsi ginjal, tidak dianjurkan pada porfiria.
Dosis             : 200 mg pada hari pertama, kemudia 100 mg per hari. Pada infeksi berat 200 mg pada hari pertama, kemudian 100 mg per hari. Pada infeksi berat 200 mg per hari. Akne : 50 mg per hari selama 6-2 minggu atau lebih lama.
Catatan          : Kapsul harus ditelan dalam bentuk utuh bersama dengan makanan dan air yang cukup, dalam posisi duduk atau berdiri.
Sediaan Beredar :
Doxycline (Generik) Kapsul, Dotur (Novartis Indonesia) Kapsul

MINOSIKLIN
Indikasi         : Lihat tetrasiklin, lihat juga carrier meningokokus
Perhatian; kontraindikasi : Lihat tetrasiklin, tapi boleh digunakan pada gangguan fungsi ginjal
Efek Samping : Lihat juga Tetrasiklin; sakit kepala dan vertigo (lebih sering pada wanita); dermatitis eksfoliatis, pigmentasi (kadang-kadang ireversibel), SLE dan kerusaksan hepar
Dosis             : 100 mg dua kali sehari. Akne : 50 mg dua kali sehari atau 100 mg sekali sehari selama 6 minggu atau lebih. Gonore : dosis awal 200 mg, dilanjutkan 100 mg tiap 12 jam selama paling sedikit 4 hari untuk laki-laki. Untuk wanita perlu lebih lama.
Sediaan Beredar :
Minocin (Phapros) Kapsul
OKSITETRASIKLIN
Indikasi; peringatan; kontraindikasi; efek samping : Lihat tetrasiklin, hinder porfiria
Dosis             : 250-500 mg tiap 6 jam
Sediaan Beredar :
Oxtetracycline (Generik) Cairan Injeksi, Teramycin (Pfizer Indonesia) Cairan Injeksi
D. AMINOGLIKOSIDA
Aminoglikosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bacteria gram positif dan garam negative. Amikasi, gentamisin dan tobramisin juga aktif terhadap Mycobacterium pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif terhadap Mycobacterium tuberculosis dan penggunaanya sekarang hamper terbatas untuk tuberkolosa. Aminoglikosida tidak diserap melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan secara parenteral. Ekskresi terutama melalui ginjal. Pada gangguan fungsi ginjal dapat terjadi akumulasi.
Sebagian besar efek samping tergantung dari besarnya dosis, oleh karena itu dosis perlu diperhatikan dengan cermat dan pengobatan sebaiknya jangan melibihi 7 hari. Efek samping yang paling sering adalah ototoksisitas, nefrotoksisitas yang biasanya terjadi pada orang tua atau pasien gangguan fungsi ginjal. Jika terjadi gangguan fungsi ginjal maka interval pemberian harus diperpanjang. Jika gangguan fungsi ginjal cukup serius, maka dosis harus diturunkan.
Amino glikosida dapat mengganggu transmisi saraf dan pemberiannya harus dihindari pada miastenia gravis. Dosis besar yang diberikan pada waktu operasi dapat menimbulkan sindrom miastenia, walaupun sebelumnya sebelumnya tidak ada gangguan neurologis.
Aminoglikosida tidak boleh diberikan bersama diuretic yang potensial menimbulkan ototoksitas (furosemid dan asam etakrinat). Bila pemberian bersama dapat dihindarkan, maka jarak pemberian kedua obat harus diusahakan sejauh mungkin.
Pemantauan kadar plasma dapat meghindari overdosis dan underdosis, sehingga dapat menghindari toksisitas dan kegagalan terapi. Kadar plasma diukur satu jam setelah pemberian dan juga sebelum dosis berikutnya. Pengukuran kadar plasma sebaiknya selalu dilakukan. Dan merupakan keharusan pada anak, orang tua dan adesitas, pada gangguan fungsi ginjal atau pada pemberian yang melebihi 7 hari.
Dosis satu kali sehari : Aminoglikosida biasanya diberikan 2-3 kali sehari, dosis satu kali sehari dilaporkan dapat mengurangi resiko ototoksisitas. Tapi diperlukan saran seorang ahli tentang dosis dan kadar plasma.
GENTAMISIN
Merupakan aminoglikosida yang paling banyak digunakan. Spektrum antibakterinya luas, tapi tidak efektif terhadap kuman anaerob, kurang efektif terhadap Str. hemolyticus dan pneumokokus. Bila digunakan pada infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya, sebaiknya dikombinasi dengan penisilin dan/atau metronidazol.
Dosis harian 5 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal); sebaiknya pemberian jangan melebihi 7 hari. Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada infeksi berat terutama pada neonatus dan defesiensi imunologis. Dosis rendah sebesar 80 mg 2 kali sehari (60 mg bila berat badan rendah atau usia lanjut) dan benzilpenicilin cukup untuk endokarditis yang disebabkan oleh strvirdans.
AMIKASIN
Merupakan turunan kanamisis. Obat ini tahan terhadap 8 dan 9 enzim yang merusak aminoglikosida, sedangkan gentamisin dapat dirusak oleh lima dari enzim tersebut. Terutama di indikasikan untuk infeksi berat gram negative yang resisten terhadap gentamisin.
KANAMISIN
Sudah jarang digunakan dan digeser oleh aminoglikosida lain.
NETILMISIN
Memiliki aktivitas yang setara dengan gentamisin, tapi ototoksisitas lebih jarang terjadi. Biasanya digunakan pada pasien yang memerlukan terapi lebih dari 10 hari. Netilmisin aktif terhadap bebrapa kuman gram negative resisten terhadap gentamisin, namun kurang aktif terhadap Ps. Aeruginosa dibandingkan dengan gentamisin dan tobramisin.
TOBRAMISIN
Dibandingkan dengan gentamisin, tobramisin sedikit lebih aktif terhadap Ps. Aeruginosa, tapi kurang aktif terhadap kuman gram negative lainnya.
NEOMISIN
Sangat toksik bila diberikan secara parenteral. Obat ini hanya digunakan untuk infeksi kulit, mukosa dan untuk mengurangi populasi bakteri di kolon sebelum operasi atau pada kegagalan fungsi hati. Pemberian per oral dapat menyebabkan sindrom gangguan penyerapan. Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati., sebagian kecil Neomisin akan diabsorpsi. Oleh karena pasien ini jugam mengalami uremia, maka dapat terjadi akumulasi dengan resiko ototoksisitas.
Kehamilan
Aminoglikosida dapat menembus sawar plasenta, sehingga pemberiannya pada wanita hamil sedapat mungkin dihindari.
Sediaan Beredar :
Neobiotik (Benofarma) Tablet
AMIKASIN
Indikasi         : Infeksi gram negative yang resisten terhadap gentamisin
Peringatan; kontraindikasi; efek samping : lihat gentamisin
Dosis              : Injeksi intramuscular, intravena lambat atau infuse, 15 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali pemberian. Lihat juga catatan diatas.
Catatan          : Kadar puncak 91 jam tidak boleh lebih dari 30 mg/liter dan kadar lembah tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lemba tidak boleh lebih dari 10 mg/liter
Sediaan Beredar :
Alostil (Prafa) Cairan Injeksi
GENTAMISIN
Indikasi         : Septikemia dan sepsis pada meonatus, mangitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi bilier, pioleonefritis karena Str. Viridand atau Str. Faecis (bersama penisilin), pneumonia nosokomial, terapi tanmbahan pada meningitis karena listeria.
Peringatan   : Gangguan fungsi ginjal, bayi dan usia lanjut (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal, pengedaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma; hindari penggunaan jangka panjang. Lihat juga ketrangan diatas.
Interaksi       : Linteraksi Antimikroba (aminoglikosida)
Kontraindikasi : Kehamilan, miastenia, gravis
TOBRAMISIN
Indikasi         : Lihat gentamisin dan catatan diatas
Peringatan   : Kontraindikasi; Efek Samping : Lihat gentamisin
Dosis              :Injeksi intramuskuler,intravena, lambat atau infuse : 3 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8   jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 5 mg/kg/hari  dalam dosisi terbagi tiap 6-8 jam.
Catatan          :Kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter  dan kadar lembah tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.
Sediaan beredar
Dartobcin

E. MAKROLID
Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hampir digunakan sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritromisin mencakup infeksi saluran nafas, pertusis, penyakit legionnaire dan anteritis karena kampilobakter.
Eritromisin juga aktif terhadap kuman anaerob diusus dan pernah digunakan bersama dengan neomisisn untuk profilaksis sebelum operasi usus. Beberapa kuman yang resisten terhadap penisilin sensitive terhadap eritromisin,namun sekarang sebagian diantaranya juga sudah resisten terhadap eritromisin juga aktif terhadap klamidia dan mikoplasma, tapi kurangtidak aktif terhadap H.Influenzae.
Eritromisin menyebabkan mual, muntah dan diare. Untuk infeksi ringan, efek samping ini dapat dihindarkan dengan pemberian dosis rendah 9250 mg 4 kali sehari tapi untuk infeksi yang serius dibutuhkan dosis yang tinggi.

Azitromisin adalah makrolid dengan aktivitas yang sedikit lebih rendah dari eritromisin terhadap kuman gram positif , tapi lebih aktif terhadap kuman gram negative seperti H. Influenzae. Kadar plasma azitromisin sangat rendah tapi kadar dalam jaringan jauh lebih tinggi.

Klaritomisin merupakan turunan eritromisin dengan aktivitas lebih tinggi disbanding dengan senyawa induknya. Kadar dalam jaringan lebih tinggi dari eritromisin

Efek samping azitromisin dan klaritromisin pada saluran cerna lebih rendah dari eritromisin.
Spiramisin juga termasuk makrolid.

ERITROMISIN
Indikasi         :Sebagai alternative terhadap pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis kampilobakter,akne vulgaris,difetri dan pertusis.
Peringatan   :Gangguan fungsi hati dan porfiria ginjal, perpanjangan interval QT, porfiria, kehamilan dan menyusui.
Interaksi       :Lihat interaksi antimikroba
Kontraindikasi        :Penyakit hati
Efek Samping           :Mual, muntah, nyeri perut, diare, urtikaria, ruam dan reaksi alergi lainnya
Dosis              :
·         Oral ; Dewasa dan anak diatas 8 tahun: 250-500 mg tiap 6 jam atau 0.5-1 g tiap 12 jam. Anak sampai 2 tahun; 125 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis dapat digandakan.
·         Akne: 250 mg dua kali sehari, kemudian satu kali sehari setelah satu bulan.
·         Infuse intravena: infeksi berat pada dewasa dan anak, 50 mg/kg/hari secara infuse kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam.
Sediaan beredar
Erytomisin, Alphathrocin, Bannthrocin, Camitrosin, Erysanbe, Erythrin

AZITROMISIN
Indikasi         :Infeksi saluran nafas, otitis media, infeksi klamidia daerah genital tanpa komplikasi
Peringatan dan efek samping     :Lihat di eritromisin
Interaksi       :Lampiran 1 (eritromisin dan makrolid lain)
Kontraindikasi        :Gangguan fungsi hat
Dosis              :500mg sekali selama 3 hari
Sediaan yang beredar
Aztrin, Mezatrin, Zifin, Zithromax

KLARITROMISIN
Indikasi         :Infeksi saluran nafas, infeksi ringan dan sedang pada kulit jaringan lunak
Peringatan dan efek samping     :Lihat eritromisin
Interaksi       :Lihat interaksi Antimikroba
Dosis              :Oral: 250 mg tiap 12 jam selama 7 hari,pada infeksi berat dapat ditingkatkan
Sediaan beredar
Abbotic, Bicrolid, Clambiotic, Claros

ROKSITROMISIN
Contoh sediaan beredar
Roksitromisin, Anbiolid, Ixor, Makrodex, Rulid

SPIRAMISIN
Contoh sediaan beredar
Spiramisin, Hypermisin, Osmycin, Rovadin, Rovamycine

F. KUINOLON
Obat golongan kuinolon bekerja dengan menghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA kuman terganggu.
Asam nalidiksat dan norfloksasin efektif untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
Siprofloksasin terutama aktif terhadap kuman gram negative. Obat ini juga aktif terhadap kuman gram positif, tapi bukan merupakan obat pilihan utama. Siprofloksasin terutama digunakan untuk infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, saluran cerna dan gonore serta septicemia oleh kuma yang sensitive.
Efek samping yang sering timbul antara lain mual, muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, pusing, gangguan tidur, ruam, pruritus, anafilaksis, fotosensitivitas, peningkatan ureum dan kreatinin serum.
Efek samping yang lebih jarang meliputi anoreksia, depresi, gelisah, halusinasi, bingung, gangguan penglihatan, pengecapan, pendengaran, peningkatan tekanan intracranial,nkerusakan tendon. Obat harus dihentikan bila terjadi gangguan mental dan neurologis atau reaksi hipersensitivitas pada pemberian pertama.

OFLOKSASIN
Indikasi                     :Lihat pada dosis
Peringatan; Efek samping:
Lihat juga keterangan diatas. Hati-hati pada riwayat kelainan psikiatrik,diabetes. Hindari paparan yang lebih dari sinar matahari.
Interaksi       :
Analgetik: Mungkin meningkatkan resiko kejang dengan AINS, produsen siprofloksasin menyarankan agar menghindari pramedikasi dengan analgetik opioid. Antikoagulan: Efek antikoagulan dari nikumalon dan warfarin ditingkatkan oleh siprofloksasin, asam nalidiksat, norfloksasin dan ofloksasin. Antidiabetika: khasiat sulfonylurea ditingkatkan. Siklosporin: menaikan resiko nefroksiksitas.
Dosis
·         Oral
Infeksi saluran kemih: 200-400 mg/hari,sebaiknya pagi hari. Pada infeksi saofloksasiluran kemih dapat dinaikkan sampai 2 x 400 mg/hari.
·         Infuse intravena : (200mg/30 menit)
Infeksi saluran kemih dengan komplikasi : 200 mg dua kali sehari.
Sediaan beredar
Ofloksasin, Akilen, Danoflox, Ethilox, Efexin, Tarivid

NORFLOKSASIN
Indikasi                     : Lihat pada dosis
Peringatan;Efek samping : Lihat keterangan diatas
Peringatan   : Pada definisi G6PD, hindari pada anak yang dalam pertumbuhan dan belum pubertas.
Interaksi       : Analgetik : mungkin meningkatkan resiko kejang dan AINS, prdusen siprofloksasin menyarankan agar menghindari pramedikasi dengan analgetik opioid. Antacid dan Adsorben: antacid mengurangi absorpsi siprofloksasin, norfloksasin dan ofloksasin.
Dosis              : Infeksi saluran kemih : 400 mg dua kali sehari selama 7-10 hari.
Sediaan beredar
Amanita, Lexinor, Nopratik, Urobacid.

G. SULFONAMID DAN TRIMETROPRIM
Mekanisme kerja
Sulfametaksazol mengganggu sintesa asam folat bakteri dan pertumbuhan lewat penghambatan pembentukan asam dihdrofolat dari asam para-aminobezoat;trimethroprim menghambat reduksi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat kombinasi keduanya menghasilkan inhibisi enzim berurutan pada jalur asam folat.

Farmakokinetik
Absorpsi  : oral hampir lengkap, 90-1. Ikatan protein : Sulfametaksasol 68% dan trimetropim 45%
Metabolism : sulfametaksasol : N-asetilasi dan glukurodinasi; trometropim: dimetabolisme menjadi metabolit oksida dan hidroksilat.
Waktu untuk mencapai kadar puncak di serum: dalam 1-4 jam
Ekresi            : keduanya dieksresi di urin sebagai metabolit bentuk utuh. Efek penuaan pada farmakokinetik keduanya bervariasi; peningkatan waktu paruh dan penurunan klirens berkaitan dengan penurunan klirens kreatinin.
Trimetropim dapat digunakan tersendiri untuk infeksi saluran kemih, prostat dan saluran nafas, sigelosis,dan infeksi salmonella yang invasive. Efek samping sulfonamide meliputi ruam, sindrom steven Johnson, gagal ginjal,gangguan darah dan terutama depresi sum-sum tulang.
Sulfonamide kerja panjang, sulfametopirazin yang terikat kuat pada protein plasma bersifat lebih toksik karena kecenderungan kumulasi, namun memiliki keuntungan dapat diberikan dalam frekuensi yang lebih rendah.
Untuk penggunaan topical pada kasus luka bakar. Penggunaan kortikomaksazol sebagai obat pilihan utama harus dibatasi. Obat ini juga diindikasikan untuk nokardisis dan toksoplasmosis.
Peringatan   :Gangguan fungsi ginjal, ibu menyusui, pasien dan resiko defisiensi folat, porfiria. Untuk pengobatan jangka panjang diperlukan hitung jenis sel darah
Interaksi       : Lihat interaksi antimikroba
Kontraindikasi: Gangguan fungsi ginjal beratt, wanita hamil, neonates dan diskrasia darah.
Efek samping: Gangguan saluran cerna, mual, muntah, ruam, pruritus, eritma multi-forme,meningitis aseptic.
Dosis
·         Oral infeksi akut : 200 mg tiap 12 jam.
·         Infeksi kronik dan profilaksis: 100 mg malam hari
·         Injeksi intravena lambat atau infuse:  150-250 mg tiap 12 jam
Sediaan beredar
Tobyprim, Trisoprim

KORTIKOMASAZOL
Kombinasi trimetropim dan sulfa metoksazol dengan perbandingan 1:5
Indikasi                     : Lihat keterangan diatas.
Perhatian     : Gangguan fungsi hati dan ginjal
Interaksi       : Lihat interaksi mikroba
Kontraindikasi        : gagal ginjal dan gangguan fungsi hati yang berat, profiria
Efek samping           : Mual,Muntah,ruam, hentikan obat dengan segera
Dosis
·         Oral    : 960  mg/hari tiap 12 jam, dapat ditingkatkan menjadi 1,44 gram tiap 12 jam
·         Infuse intravena: 960 mg tiap 12 jam naikkan sampai 1,44 gram tiap 12 jam pada infeksi berat.
·         Pengobatan pneumosytis carinii: (dilakikan bila ada fasilitas monitoring yang memadai). Oral atau intravena, 120, dibagi dlam 2 atau 4 dosis dan diberikan selama 14 hari.
Catatan          : Kotrimoksazol 120 mg mengandung 100 mg sulfametaksazol dan 20 mg trimetropim. Kotrimoksaazol 240 mg mengandung 200 mg sulfametaksazol dan 40 mg trimetoprim.
Sediaan Beredar
Cotrimoksazol,, Bactoprim, Abatrin, Bactricid, Bactrim, Bactrizo, Bimactrim, Co-trim, Decatrim

H. VANKOMISIN
Termasuk antibiotic golongan glikopeptida. Memiliki aktivitas bakterisidal terhadap kuman gram positif aerobic dan aneorobik
Mekanisme kerja
Menghambat sintesa dinding sel bakteri dengan menghambat polimerisasi glikopeptida melalui ikatan dengan bagian D-alanyl-D-alanin dinding sel precursor.
Farmakokinetik
Absorpsi        : oral jelek, IM : tidak tertentu, intraperitoneal: sekitar 38%.
Distribusi      : luas dicairan dan jaringan tubuh, kecuali CSS. Difusi relative dari darah ke CSS hanya baik bila mening inflamasi.
Waktu parauh eliminasi: bifasik: terminal: bayi baru lahir: 6-10 jam, bayi dan anak 3 bulan-4 tahun: 4 jam, anak > 3 tahun:2,2 jam, dewasa: 5-11jam, memanjang nyata pada gangguan ginjal,gangguan ginjal tahap akhir: 200-250 jam.
Waktu untuk mencapai puncak di serum : IV:45-65 menit
Ekskresi: IV: urin 80% sebagai bentuk utuh; oral: terutama tinja

Vankomisin penggunaannya terbatas pada profilaksis dan pengobatan endokarditis dan infeksi berat lainnya yang disebabkan oleh kokus gram positif termasuk yang multiresisten. Masa kerjanya cukup panjang dan dapat diberikan tiap 12 jam.
Indikasi                     :  Lihat keterangan diatas
Perhatian     :  hindari penyuntikan yang cepat; gangguan fungsi ginjal, usia lanjut, pasien dengan riwayat gangguan pendengaran. Perlu dilakukan uji fungsi ginjal dan urinalisi; hitung jenis sel darah. Pada usia lanjut atau pasien gangguan fungsi ginjal, periksa fungsi pendengaran dan kadar vankomisin dalam plasma, kehamilan dan menyusui.
Interaksi       : Lihat interaksi antimikroba
Efek samping           :Setelah pemberian parental; Nefrotoksisitas termasuk gagal ginjal dan nefritis intersisitas; ototoksitas; gangguan darah seperi netropenia .
Dosis              :
·         Oral    :  125 tiap 6 jam selama 7-10 hari, untuk colitis pseudo membranosa. Anak diatas 5 tahun: 5 mg/kg tiap 6 jam
·         Injeksi intravena: 500 mg selama 60 menit atau lebih, tiap 6 jam
Catatan                      :  Harus dilakukan pemeriksaan kadar dalam darah. Kadar puncak maksimum 30 mg/liter, kadar lembah maksimum 10 mg/liter
Sediaan beredar
ladervan


BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.

III. 2 Saran
Sebaiknya kita menjaga kebersihan agar tidak mudah untuk terserang infeksi saluran pernapasan.

0 komentar:

Posting Komentar

Teman-teman yang baik hati,,
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.
Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.
Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.
Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.
Jangan lupa di follow yahh... ^^
Terimakasih ^^