Selasa, 22 Januari 2013

Sediaan Farmasi Lainnya

Makalah teknologi dan formulasi sediaan steril.....
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
 Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prisipnya ini adalah sediaan parenteral, mata, dan irigasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena sediian mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni menbran kulit dam mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dari komponen toksis, dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah fisik, kimia, atau mikrobiologis.
            Produk steril yang paling banyak adalah larutan atau supensi, tetapi bisa juga pellet padat atau juga ditanam pada jaringan. Pengontrolan pada waktu pembuatan untuk mengurangi kontaminas untuk sejumlah kecil produk tertentu dapat tercapai relatif mudah. Jika jumlah prosuk bertambah, masalah kontrol pada waktu pembuatan untuk menghindari kontaminasi menjadi berlipat ganda. Oleh karena itu, preparat produk steril menjadi wawasan khusus dalam proses farmasi. Standar yang ditetapkan, sikap pekerja, dan kontrol proses harus berada dalam tingkatan teratas.
            Larutan irigasi sekarang juga harus memiliki standar yang sama dengan larutan parenteral, karena selama pemberian secara irigasi, sejumlah zat dari larutan dapat memasuki aliran darah secara langsung melalui pembuluh darah luka yang terbuka atau membran mukosa yang lecet. Oleh karena itu, sifat dan standar yang ada untuk prroduksi larutan parenteral dalam volume besar, pemakaiannya setara dengan larutan irigasi.
Zat-zat tersebut juga harus ada dan aktif bila diperluhkan selama waktu dapat digunakannya produk tersebut. Oleh karena itu, zat-zat ini harus dipilih dengan sangat hati-hati, dan zat-zat ini harus dipilih dengan sangat hati-hati, dan zat-zat ini harus dievaluasi mengenai pengaruhnya terhadap formulasi keseluruhan. Ulasan yang luas tentang bahan penambah yang digunakan dalam produk parenteral dan cara untuk menyesuaikan pH produk tersebut baru-baru ini tlah dipublikasi, dan harus diacu untuk keterangan yang lenih terperinci.

I.2 Rumusan Masalah
·         Macam-macam sediaan farmasi steril lainnya.
·         Pembuatan,penyimpanan,dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan pada sediaan farmasi lainnya.

I.3 Tujuan
            Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai macam-macam sediaan steril lainnya saat ini.

I.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa farmasi yang mengikuti kuliah teknologi farmasi sediaan steril khususnya sediaan farmasi lainnya yang kami bahas.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian
Istilah Galenika diambil dari nama tabib Yunani,yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga muncullah ilmu obat-obatan yang disebut “Ilmu galenika”,yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).
Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat adalah sebagai berikut :
·         Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati.
·         Dari simplisia tersebut bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah menjadi bentuk sediaan atau preparat.
Tujuan dibuatnya sediaan galenik,yaitu:
·         Untuk memisahkan obat-obatan yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.
·         Membuat sudatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai.
·         Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil pada penyimpanan yang lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik
Derajat Kehalusan
Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari,simplisia harus dibuat semakin halus,dan sebaiknya.
Konsentrasi atau Kepekatan
Beberapa obat yang terkandung atau zat aktif dalam sediaan tersebut harus jelas konsentrasinya agar tidak menimbulkan kesulitan dalam pembuatan.
Suhu dan lamanya waktu
Suhu dan lamanya waktu penyarian harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak,mudah tersari atau tidak.
Bahan penyari dan cara penyarian
Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
Bentuk-bentuk sediaan galenik
1.      Hasil penarikan : extracta,tingtura,decocta atau Infusa.
2.      Hasil penyulingan atau pemerasan : aqua aromatika,olea volatilia (minyak mudah menguap), olea pinguia (minyak lemak).
3.      Sirop.
Ekstractio berasal dari perkataan “extrahere”,”to draw out”,menarik sari,yaitu suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal. Umumnya zat berkhasiat tersebut dapat ditarik,namun khasiatnya tidak berubah. Dalam kefarmasian,istilah ini terutama hanya dipergunakan utnuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan mempergunakan cairan penarik atau pelarut. Cairan penarik yang dipergunakan disebut ‘menstrum’,ampasnya disebut “marc” atau “faeces”,sedangkan cairan yang dipisahkan dari ampas tersebut merupakan suatu larutan yang disebut “macerate liquid” atau “colatura”. Cairan yang didapat setelah perkolasi disebut perkolasi disebut “perkolat”,dan zat-zat yang terlarut di dalam cairan penarik tersebut disebut “extractive”.
Tujuan utama ekstraski ialah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang tidak berfaedah,agar lebih mudah digunakan (kemudahan absorbs,rasa pemakaian,dll) dan disimpan dibandingkan simplisia asal,dan tujuan pengobatannya lebih terjamin.
Karena pada umumnya zat-zat berkhasiat dalam simplisia terdapat dalam keadaaan tercampur,diperlukan cara penarikan dan cairan penarik tertentu (tunggal/campuran), yang kelak dapat menghasilkan bermacam-macam preparat galenik sesuai dengan pengolahannya,misalnya infusa,decocta,macerate,tincture,resin dan lain-lain. Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan.
Suhu penarikan untuk :
Maserer/maserasi …………………………………………………………………5o-25o
Digerer/digerasi …………………………………………………………………..35o-45o
Infunder/infudasi …………………………………………………………………90o-98o
Memasak …………………………………………………………………… Suhu mendidih
Dalam beberapa hal,sebelum preparat yang dimaksud dibuat,simplisia perlu diolah terlebih dahulu,misalnya dengan mengawalemakkannya (Strychnin,secale cornutum) atau dihilangkan zat pahitnya (lichen Islandicus) atau dengan cara lain, agar zat-zat yang tidak berguna atau merusak tidak ikut tertarik bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat.
Cara menghilangkan bagian simplisia yang tidak berguna :
1.      Dengan memakai bahan pelarut yang tepat yang dalam pelarut itu bahan berkhasitnya mudah larut,sedangkan yang tidak berguna hanya sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut.
2.      Dengan menarik atau merendam pada suhu tertentu di mana bahan berkhasiat terbanyak larutnya.
3.      Dengan menggunakan jarak waktu penarikan tertentu dimana bahan berkhasiat dari simplisia lebih banyak larutnya,sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut.
4.      Dengan memurnikan atau membersihkan dengan cara-cara tertentu,baik secara ilmu alam maupun ilmu kimia.
Cairan –cairan penarik
Untuk menentukan cairan penarik mana yang dipergunakan,harus diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa factor,antara lain:
1.      Kelarutan zat-zat dalam menstrum.
2.      Tidak merusak zat-zat berkhasiat atau akibat-akibat lain yang tidak dikehendaki (perubahan warna,pengendapan,terhidrolisis).
3.      Harga yang murah.
4.      Jenis preparat ynag akan dibuat.
Cairan penarik yang baik adalah yang dapat melarutkan zat-zat yang berkhasiat tertentu,tetapai zat-zat yang tidak berguna tidak terbawa serta. Pada umumnya alkaloid,dammar,oleoresin,dan minyak-minyak memiliki kelarutan yang lebih baik dalam pelarut organic daripada di dalam air,tetapi sebaliknya garam-garam alkaloid,glukosida,zat-zat lender, dan sakarida memiliki kelarutan lebih baik dalam air.
Macam-macam cairan penarik
Air
Termasuk pelarut yang murah dan mudah digunakan dengan pemakaian luas. Pada suhu kamar,air adalah pelarut yang baik utnuk berbagai zat,misalnya garam alkaloid,glukosida,sakarida,asam tumbuh-tumbuhan,zat warna,dan garam-garam mineral. Air hangat atau mendidih mempercepat dan memperbanyak kelarutan zat,kecuali Condurangin,kalsium hidrat,dan garam-glauber,karena kemungkinan zat-zat yang tertarik akan mengendap (sebagian) jika cairan itu sudah mendingin (suhu kamar).
Keuntungan penarikandengan air adalah bahwa jenis jenis gula,gom,asam tumbuh-tumbuhan,garam mineral,dan zat-zat warna akan tertarik atau melarut lebih dahulu dan larutan yang terjadi ini dapat melarutkan zat-zat lain dengan lebih baik dari pada oleh air saja,misalnyadamar-damar pada penarikan Cascara cortex,atau sejumlah alkaloid pada penarikan dengan air.
Kekurangan air sebagai pelarut,yaitu karena iar dapat menarik banyak zat,namun banyak di antara zat tersebut yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri,akibatnya simplisia mengembang sedemikian rupa sehingga mempersulit penarikan pada perkolasi.

Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu,tidak sebanyak air dalam melarutkan berbagai jenis zat; oleh karena itu lebih baik dipakai sebagai cairan penarik untuk sediaan galenik yang mengandung zat berkhasiat tertentu.
Umumnya etanol adalah pelarut yang baik untuk alkaloid,glikosida,dammar-damar,dan minyak atsiri,tetapi tidak untuk jenis gom,gula,dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja,termasuk pengairan,serta menghalangi pertumbuhan jamur dan sebagian besar bakteri sehingga di samping sebagai cairan penyari,juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol,yaitu hidroalkoholik menstrum,lebih baik dari pada air saja. Beberapa zat berkhasiat memiliki kelaurtan yang hamper sama baiknya dalam air-etanol dan dalam spiritus fort sehingga biaya produksi dengan air-etanol akan lebih murah. Kadar alcohol dalam cairan hidroalkoholik menstrum tergantung pada sifat zat yang akan ditarik; terkadang karena bbeberapa hal,kadarnya lebih kecil dari 3%. Kadang-kadang dalam proses penarikan,masing-masing air dan alcohol dipergunakan lebih dahulu;pertama dengan air,kemudian etanol,atau sebaliknya.
Glycerinum
Terutama dipergunakan sebagai cairan tambahan pada cairan hidroalkoholik untuk penarikan simplisia yang mengandung zat-zat samak. Glycerin adalah pelarut yang baik untuk tannin dan hasil-hasil oksidasinya; jenis-jenis gom dan albumin juga larut dlam gliserin. Cairan ini tidak atsiri sehingga tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-eksatrak kering,tetapi baik sekali untuk pembuatan fluid gliserata,seperti yang dipergunakan dalam N.F VIII,dengan perbandingan 3 volume air dengan 1 volume gliserin.
Eter
Kebanyakan zat dalam simplisia tidak larut dalam cairan ini,tetapi beberapa zat mempunyai kelarutan yang baik,misalnya alkaloid basa,lemak-lemak,dammar,dan minyak atsiri. Karena eter bersifat sangat atsiri,maka di samping memiliki efek farmakologi,cairan ini kurang tepat digunakan sebagai menstrum sediaan galenik cair,baik utnuk pemakaian dalam maupun untuk sediaan yang nantinya disimpan lama. Adakalanya eter yang dipakai dicampur dengan etanol,misalnya Extractum Cubebarum.
Solvent Hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Merupakan pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan hanya untuk mengawalemakkan simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia tersebut diabuat sediaan galeniknya, misalnya Strychnin,Secale (NF IX).
Aseton
Juga tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam. Merupakan pelarut yang baik untuk berbagai lemak,minyak atsiri,dan dammar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Pemakaian aseton misalnya pada pembuatan Capsicum Oleoresina (NF IX).
Kloroform
Tidak dipergunakan untuk sediaan –sediaan karena mempunyai efek farmakologi.merupakan pelarut yang baik untuk alkaloid basa,dammar,minyak lemak,dan minyak atsiri. Air kloroform dipergunakan pada pembuatan Extracum Secalis cornuti (Ph.Belanda V).

Metode Penarikan yang sering digunakan
MASERASI
            Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada ssuhu biasanya 15-25° C. Maserasi uga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
Kecuali di nyatakan lain masersi dilakukan dengan cara sebagai berikut: sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia denggan derazat halus yang cocok di masukan ke dalam sebuah bejana,lalu di tuangi 75 bagian cairan penyari, di tutup dan di biarkan selama lima hari terlindung cahaya dam sambil sering di aduk.setelah lima hari cairan tersebut di serkai, dip eras,dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian.Lalu maserat dipindah ke dalam bejana yang tertutup dan di biarkan di tempat sejuk,terlindung dari cahaya selama dua hari,Dengan demikian maserat sudah bisa di saring.
Kemudianmaserat di suling atau di uapkanpada tekanan rendah dalam suhu tidah lebih dari 50° C hingga konsistensi yang di kehendaki.
Maserat yang di buat di maserasi dengan air segera di panasi pada suhu 90° C, Untuk mengendapkan putih telur, agar sediaan dapat tahan lama.
DIGERASI
            Digerasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan caairan penyari pada suhu 35°-45° C. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu  tertentu sering kali beberapa simplisi a menjadi rusak. Dan hilang zat berkhasiat utamanya.
            Disinilah banyak para ilmuan yang putus asa dalam percobaan mereka yang gagal karena tidak memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari pada metode digerasi tersebut
PERKOLASI
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut percolator,yang simplisianya terendam dalam cairan penyaridimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetesscara beraturan keluar sampai memenuhu syarat-syarat yang di tetapkan dalam Farmakope.
Kecuali di nyatakan lain, perkolasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sepuluh bagian simplisia atauu campuran simplisia dengan derazat halus yang cocok di basahi dengan 2,5bagian 5 bagian cairan penyari, dimasukan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam
Masa dipidahkan sedikit demi sedikit ke dalam percolator sambil tiap kali di tekan dengan hati-hati di tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat cairan penyari,pekolator di tutup, dan di biarkan selama 2 jam.
Cairan di biarkan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, cairan penyari di tambahkan berulang-ulang secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari secukupnya di atas simplisia, hingga di peroleh 80 bagian perkolat. Masa diperas, campurkan cairran perasan ke dalam perkolat, cairan penyari di tambahkan secukupnya hingga di peroleh perkolat 100 bagian.Perkolat di pindahkan ke dalam bejana, ditutup dan di biarkan selama dua hari di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
Tingtur harus jernih dan ditempatkan dalam botol tertutup baik,diluar pengaruh cahaya dan di simpan di tempat yang sejuk. Secara ekonomisbahan dasar yang di sari dapat dip eras sekuat mungkin dengan perasan hidrolik.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari etanol 90% v/v, dan umumnya cairan penyari adaalah etanol 70% v/v.
Yang penting tingtur yang mengandung harsa dengan cairan penyari etanol 90% v/v adalah Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.
II.2 Tingtur (Tinctura)
Menurut FI IV,tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Jumlah obat dalam tingtur yang berbeda tidak selalu seragam,tetapi bervariasi sesuai dengan masing-maisng standar kecuali dinyatakan lain,tingtur dibuat menggunakan 20% zta berkhasiat dan 10% utnuk zat berkhasiat keras. Maserasi kecuali dinyatakan lain ,dilakukan sebagai berikut :
a.      masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana,tuangi dengan 75 bagian cairan penyari,tutup,biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,erkai,peras. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100bagian.
b.      pindahkan ke dalam bejana tertutup,biarkan di tempat sejuk dan terlandung dari cahaya selama 2 hari,enap,tuangkan dan saring.

Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya , di tempat sejuk. Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90%. Pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%. Tingtur yang mengandung harsa (damar) adalah mira tincture,asaefoetila tincura,capsici tincture,tingtur menyan.
Pembagian Tingtur
1.      Menurut cara pembuatan
a.      Tincture Asli
Adalah tincture yang dibuat secara maserasi/perkolasi.
b.      Tinctur Tidak Asli (Palsu)
Adalah tincture yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.
2.      Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a.      Tinctur Keras
adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang berkhasiat keras.
b.      Tinctur Lemah
Adalah tincture yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak berkhasiat keras.
3.      Berdasarkan Cairan Penariknya.
a.      Tinctura Aetherea,jika cairan penariknya adalah eter atau campuran eter dengan etanol.contoh: Tinctura Valerianae Aetherea.
b.      Tinctura Vinosa,jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan etanol.contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei)
c.       Tinctura Acida,jika ke dalam etanol yang dipakai sebagai cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
d.      Tinctura Aquosa,jika cairan penarik yang dipakai adalah air . contohnya Tinctura Rhei Aquosa.
e.      Tinctura Composita,adalah tingtur ynag didapatkan jika penarikan yang dilakukan dengan cairan penarik selain etanol,hal ini harus dinyatakan pada nama tincture tsb, misalnya pada campuran simplisia,contoh: Tinctura Chinae Composita.
Contoh Sediaan Tingtur
Tingtur kina (Chinae Tinctura),Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura),Tingtur gambir (Catechu Tinctura), Tingtur polygala(Polygalae Tinctura), Tingtur ratania(Ratanhiae Tinctura) Tingtur stramonii (Stramonii Tinctura),Tingtur Striknin (Strychni Tinctura),Tingtur Kemenyan (Benzoes Tinctura),Tingtur Lobelia (Lobelia Tinctura),Tingtur Mira(Myrrhae Tinctura),dll.

II.3 Ekstrak (Ekstracta)
Menurut FE IV,ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,kemudiaan semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas.
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut,pengawet,atau keduanya. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi,tiap milliliter ekstrak mengandung bahan aktif dari 1g simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian beningnya dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan farmakope.
Menurut literature lainnya,ekstrak ada tiga macam yaitu ekstrak kering(siccum),kental(spissum),dan cair(liquidum), yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dan hewani menurut cara yang sesuai diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang dipakai adalah air,eter,serta campuran etanol dan air.

Contoh Ekstrak
Ekstrak Belladonae,Ekstrak Hiosiami,Ekstark Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Extractum),Ekstrak Timi (Thymi Ekstractum),Ekstrak Striknin (Strychin Extractum),Ekstrak Pule Pandak(Rauwolfiae Extractum),Ektrak Kelembak (Rhei Extractum),dll

II.4 Infus (Infusa)
Menurut FI IV,infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 Menit.

Cara Pembuatan
Campur simplisia yang memiliki derajat halus sesuai dengan dalam panci dengan air secukupya,panaskan diatas tangas air selama 15menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC  sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel,tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infuse yang dikehendaki. Infuse daun sena dan infuse yang mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin. Infuse daun sena,infuse asam jawa,dan infuse simplisia lain yang mengandung lender tidak boleh diperas. Sebelum dibuat infuse asam jawa dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga diperoleh massa seperti bubur,sedangkan buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat sediaan Infus :
1.      Jumlah Simplisia
Kecuali dinyatakan lain,infuse yang mengandung bahan tidak berkhasisat keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
2.      Derajat Halus Simplisia
Yang digunakan untuk infuse harus mempunyai derajat halus sebagai berikut :
Serbuk
Bahan-Bahan
Serbuk 5/8
Akar manis,daun kumis kucing,daun sirih,daun sena.
Serbuk 6/10
Dringo,kelembak.
Serbuk 10/22
Laos,akar valerian,temulawak, jahe.
Serbuk 22/60
Kulit Kina,akar ipeka,sekale komutum.
Serbuk 85/120
Daun digitalis.
3.      Banyaknya air ekstra
Umumnya untuk membuat sediaan infuse diperlukan penambahan air sebanyak 2 kali bobot simplisia. Air ekstra ini perlu karena simplisia yang digunakan pada umumnya dalam keadaan kering.
4.      Cara Menyerkai
Pada umumnya infuse diserkai selagi panas,kecuali infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin. Infuse daun sena,infuse asam jawa dan infuse simplisia lain yang mengandung lender tdak boleh diperas.
5.      Penambahan bahan-bahan lain
Penambahan bahan-bahan lain dimaksudkan untuk menambah kelarutan, untuk menambah kestabilan,dan untuk menghilangkan zat-zat yang menyebabkan efek lain.

II.5 Air Aromatik (Aqua Aromatica)
Menurut FI IV,kecuali dinyatakan lain, air aromatic adalah larutan jernih dan jenuh dalam air dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatic atau bahan mudah menguap lain. Bau dan rasanya mirip dengan obat atau senyawa mudah menguap yang ditambahkan,dan bebas dari bau empirematik dan bau asing lainnya. Air aromatic dapat dibuat secara destilasi atau dibuat dari larutan senyawa aromatic,dengan atau tanpa menggunakan bahan pendispersi. Air aromatic perlu disimpan terlindung cahaya dan panas berlebih.
            Menurut literatu yang lain,air aromatic adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air. Di antara air aromatic,ada yang mempunyai daya terapi yang lemah,tetapi terutama digunakan untuk member aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet. Air aromatic harus mempunyai baud an rasa yang menyerupai bahan asal,bebas bau empirematik atau bau lainnya,tidak berwarna,dan tidak berlendir.
Cara Pembuatan :
1.      Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi dalam 60 ml etanol 95%.
2.      Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-kuat.
3.      Tambahkan 500 mg talk,kocok,diamkan,saring.
4.      Encerkan 1 bagian filtrate dengan 39 bagian air.
Air Aromatika yang tertera dalam  FI II,ada 3,yaitu :
1.      Aqua Foeniculi,adalah larutan jenuh minyak adas dalam air. Aqua Foeniculi dibuat dengan melarutkan 4g oleum foeniculi dalam 60 ml etanol 90%,tambahkan air sampai 100ml sambil dikocok kuat-kuat,tambahkan 500mg talk,kocok,diamkan,saring. Encerkan 1 bagian filtrate dalam 39 bagian air.
2.      Aqua Menthae Piperitae (Air Permen) adalah larutan jenuh minyak permen dalam air.
3.      Aqua Rosae (air mawar) adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air.

II.6 Minyak Lemak
Merupakan campuran senyawa asam lemak bersuku tinggi (Berbobot Molekul (BM) tinggi atau berantai karbon panjang/long chain triglycerides (C16-C22)) dengan gliserin (gliserida asam lemak bersuku tinggi).Disimpan kevuali dinyatakan lain dalam wadah tertutup baik,terisi penuh,dan terlindnung dari cahaya.
Syarat-syarat untuk minyak lemak,antara lain :
1.      Harus jernih; lemak yang cair harus jernih,begitupun yang padat sesudah dihangatkan (diatas suhu leburnya)tidak boleh berbau tengik.
2.      Kecuali dinyatakan lain,harus larut dalam segala perbandingan dalam CHCl3,eter dan eter minyak tanah.
3.      Harus memnuhi syarat-syarat minyak mineral,minyak harsa dan minyak-minyak asing lainnya,senyawa belerang dan logam berat.
Penggunaan minyak lemak :
1.      Sebagai zat tambahan.
2.      Sebagai pelarut,misalnya sebagai pelarut obat suntik,lotio dan lain-lain.
3.      Sebagai antiracun,untuk racun yang tidak larut dalam lemak (racunnya dibalut lemak,lalu segera diberi pencahar atau emetikum) tetapi jika racun yang larut dalam lemak maka dalam bentuk terlarut absorbs dipercepat.
4.      Sebagai obat,misalnya : oleum ricini digunakan sebagai obat pencahar.
Minyak lemak dibagi dalam 2 golongan :
·         Minyak-minyak yang dapat mongering,misalnya: oleum lini,dan oleum ricini.
·         Minyak-minyak yang tidak dapat mengering,misalnya: oleum arachidis,oleum olivarium,oleum sesami.
Contoh-contoh minyak Lemak:
Minyak Kacang(Oleum Arachidis),Minyak Coklat (Oleum Cacao),Minyak Kelapa (Oleum Cocos),Minyak Ikan (Oleum Iecoris Aselli),Minyak Lini (Oleum Lini),Minyak Zaitun (Oleum Olivae),Minyak jarak(Oleum Ricini).

II.7 Minyak Atsiri
Minyak atsiri juga disebut sebagai minyak menguap atau minyak terbang.Olea Volatililia adalah campuran bahna-bahan berbau keras yang menguap,yang diperoleh baik secara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun secara sintetis. Diperoleh dari tumbuh-tumbuhan contohnya daun,bunga,kulit buah,buah,atau dibuat secara sintetis.
Sifat –sifat minyak atsiri :
1.      Mudah menguap
2.      Rasa yang tajam
3.      Wangi yang khas
4.      Tidak larut dalam air,namun larut dalam pelarut organic
5.      Minyak atsiri yang segar tidak berwarna,sedikit kuning muda.
Contoh-contoh minyak atsiri :
Oleum Foenniculi (minyak adas),Oleum Anisi (Minyak Adas manis),Oleum Caryophylli(minyak cengkeh),Oleum Citri(minyak jeruk),Oleum Aurantii (minyak jeruk manis),Oleum Eucalypti(Minyak kayu putih),Oleum Rosae(Minyak Mawar).

II.8 Sirop
Sirop adalah sediaan cair berupa larutan yang mnegandung sakarosa.kadar sakarosa (C12H22O11)tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.Disimpan pada wadah yang tertutup rapat dan di tempat sejuk. Dibuat dengan cara cairan untuk sirop,panaskan,tambahkan gula jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,buang busa yang terjadi,serkai.
Cara memasukkan sirop ke dalam botol :
Hal ini penting untuk kestabilan sirop dalam penyimpanan. Supaya awet (tidak berjamur) sebaiknya sirop disimpan dengan cara :
1.      Sirop yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering,namun perlu diperhatikn agar pada saat pendinginan tidak terjadi pencemaran hingga dapat terjadi pencemaran.
2.      Mengisikan sirop panas-panas ke dalam botol panas (karena sterilisasi) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya,lalu sumbat gabus di celup dalam lelehan paraffin solidum yang menyebabkan sirop terlindung dari pengotoran udara luar.
3.      Sterilisasi sirop; disini harus diperhitungkan apakah pemanasan 30menit tidak dapat mengakibatkan gula invert.
Penetapan kadar sakarosanya
1.      Timbang seksama ± 25gr sirop dalam labu terukur 100ml,tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan alumunium hidroksida P. Tambahkan larutan  timbale(II) subaserat P tetes demi tetes hingga tetes terakhir hingga tidak menimbulkan kekeruhan.
2.      Tambhakan air secukupya hingga 100,0 ml saring,bunag 10ml filtrate pertama. Masukkan ±45,0 ml filtrate ke dalam labu terukur 50 ml,tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida P dan 21 bagian volume air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam tangas air pada suhu antara 68oC dan 70oC selama 10 menit,dinginkan dengan cepat sehingga suhu ± 20oC jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.
3.      Ukur rotasi optic larutan yang belum diinversi dan sesudah inverse menggunakan tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yang sama antara 10oC dan 25oC. Hitung kadar dalam %, C12H22O11 dengan rumus :
C          = Kadar Sakarosa (%)
α 1       = rotasi optic larutan yang belum diinversi
α 2       = rotasi optic larutan yang sudah diinversi
t           = suhu pengukuran

Contoh-contoh sediaan sirop :
Ferrosi Iodidi Sirupus,Sirupus Simplex (Sirop Gula),Aurantii Sirupi (Sirop Jeruk Manis),Sirupus Thyni (Sirop timi)


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil  penjabaran maka dapat disimpulkan bahwa macam-macam sediaan steril lainnya yakni sediaan galenika berdasarkan bentuk terbagi atas tiga bagian yakni
1.      Hasil penarikan : extracta,tingtura,decocta atau Infusa.
2.      Hasil penyulingan atau pemerasan : aqua aromatika,olea volatilia (minyak mudah menguap), olea pinguia (minyak lemak),dan
3.      Sirop.

III.2 Saran
            Penjelasan pada makalah ini,dimaksudkan untuk memberikan penambahan informasi dalam pemebelajaran terkait sediaan farmasi lainnya galenik,maka di sarankan bagi pembaca agar dapat menambah atau melengkapi informasi anda lewat media pembelajaran lainnya.

1 komentar:

alfachemistry mengatakan...

Alfa Chemistry offers an extensive catalog of building blocks, reagents, catalysts, reference materials, and research chemicals in a wide range of applications. valerian extractive

Posting Komentar

Teman-teman yang baik hati,,
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.
Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.
Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.
Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.
Jangan lupa di follow yahh... ^^
Terimakasih ^^