Minggu, 06 Januari 2013

Sejarah Obat Asli Indonesia

Indonesia merupakan salah satu pemilik tanaman obat terbesar di dunia dan bisa dikatakan sebagai laboratorium tanaman obat.  Indonesia memiliki sekitar 80% tanaman herbal dari seluruh total yang ada di dunia. Sekitar 35.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi tumbuh di Indonesia dan sekitar 3500 diantaranya telah dilaporkan sebagai tumbuhan obat.

Nenek moyang kita telah m,emanfaatkan kekayaan alam ini dengan sangat bijaksana. mereka juga mendalami ilmu pengobatan dengan bahan alam sehingga lahirlah para ahli pengobatan yang nantinya disebut tabib. Pengetahuan yang dimiliki para tabib diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Para tabib juga telah meramu berbagai herbal yang nantinya disebut jamu. Ilmu pengetahuan yang diturunkan pun secara lisan.
Masuknya agama Hindu-Budha membawa perubahan besar dalam dunia tulis menulis. Pada masa ini resep mulai ditulis, pencatatan nama tanaman dan khasiatnya juga mulai dilakukan. pada awalnya pencatatan  dilakukan pada batu, lempeng tanah liat maupun lempeng logam. Cara penulisannya sama dengan cara ditorehkan dengan benda tajam. Peninggalan ini nantinya kita kenal dengan sebutan prasasti. 

Budaya tulis menulis ini kemudian berkembang sehingga pencatatan mulai menggunakan helaian daun lontar (Borrasus flabilifer) yang ditulis menggunakan tinta dari tumbuhan. Bahasa yang digunakan pada saat itu adalah bahasa  Sansekerta, bahasa Jawa Kuno, bahasa Bali, bahasa Bugis kuno. Beberapa naskah peninggalan berisikan tuntunan pengobatan :

1. Kitab Lontar 
Kitab Lontar banyak ditemukan di Pulau Bali yang berisikan tata cara pengobatan dasar para leluhur. Setiap helaian daun lontar memiliki panjang 30 cm dan disatukan menggunakan tali yang akan membentuk sebuah rangkaian. Penulisan daun lontar menggunakan aksara Bali (meskipun ada juga yang ditulis dengan aksara Lontara bahasa Bugis kuno). Kitab Lontar ini bersifat sangat sakral dan membutuhkan penanganan khusus dalam penyimpanan. Kitab lontar tersebut disimpan dalam peti kayu yang dihiasi dengan ukiran khas Bali.

Kitab lontar ditulis secara khusus oleh para Balian atau pengobat tradisional Bali. Para Balian selayaknya tabib memiliki ilmu khusus yang disebut Taksu atau kesaktian yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Para Balian sangat dihormati karena selain memiliki kemampuan khusus juga harus memahami kitab Tutur Buda Kecapi yang berisi tentang etika seorang Balian. Para Balian juga diwajibkan menjalani brata atau puasa dan juga melakukan upacara pembersihan diri. Para Balian juga harus mendapatkan ijin atau restu dari dewi ilmu pengetahuan "Hyang Aji Saraswati" dengan cara bersembahyang di Pura suci.
Usada : Ilmu Pengobatan
Beberapa peninggalan Kitab Lontar naskah Bali diantaranya :

  • Kitab Lontar Usada Ila (tentang pengobatan penyakit lepra)
  • Kitab Lontar Usada Kurantobolong (tentang petunjuk dan pengobatan bagi penyakit yang menyerang anak kecil)
  • Kitab Lontar Usada Carekan Tingkeb (tentang kumpulan jenis-jenis tanaman obat dan kegunaannya)
  • Kitab Lontar Usada Tua (tentang petunjuk dan resep pengobatan yang menyerang  generasi tua)
  • Kitab Lontar Usada Dalem (tentang ramuan dan tata cara pengobatan penyakit dalam)
  • Kitab Lontar Taru Pramana (tentang khasiat dari tanaman obat)

2. Naskah Kitab
Selain dalam Kitab Lontar, bukti sejarah tentang pengobatan asli Indonesia juga tersimpan rapi dalam kitab yang ditulis oleh Mpu, dan juga naskah publikasi yang ditulis oleh para ilmuwan. Kitab yang ditulis para Mpu lebih banyak menceritakan kehidupan pada masanya, akan tetapi juga terselip beberapa cerita tentang prosesi pengobatan yang dilakukan oleh para ahli botani yang melakukan penelitian dan eksplorasi terhadap kemanfaatan tanaman obat asli Indonesia.  Beberapa naskah peninggalan :

  • Naskah Kakawin Bhomawkaya ( oleh Mpu Dharmaja, pada tahun 1115-1130M)
  • Naskah Gatotkaca Sraya (oleh Mpu Panuluh, pada tahun 1130-1157M)
  • Naskah Sumanasantaka (oleh Mpu Monaguna, pada tahun 1104-an M)
  • Kitab Lubdhaka (oleh Mpu Tanakung, pada tahun 1466-1478M)
  • Kidung Harsawijaya (kumpulan syair lagu pada era kerajaan Singosari, pada tahun 1222-1292M)
  • Kidung Sunda (kumpulan syair lagu menceritakan ttg Hayam Wuruk, pada tahun 1540M)

3. Naskah Peninggalan Keraton
Berasal dari daerah Jawa dan Yogyakarta.
  • Serat Primbon Jampi Jawi (oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II, thn 1792-1828M berisi 3000 resep jamu)
  • Serat Centhini (tentang tata cara pengobatan alami di Jawa, thn 1814M)
  • Serat Primbon Jampi (rangkaian doa, mantra juga obat-obatan dari alam)
  • Serat Primbon Sarat ("isarat warna-warni" ditulis oleh Raden Atmasupana, ttg persyaratan agar dpt hidup sehat)
  • Serat Kwaruh (dibuat pada thn 1858, berisi 1734 jenis ramuan jamu jawa)
Selain ketiga jenis peninggalan tersebut di atas, masuknya bangsa Eropa ke Nusantara juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan obat asli Indonesia, publikasi mengenai tanaman obat, khasiat dan cara penggunaannya mulai bermunculan dengan menggunakan kertas dan menggunakan bahasa latin. Berikut bukti buku-buku peninggalan yang ditulis pertama kali mengenai obat asli Indonesia :
  • Historia Naturalist et Medica Indiae (oleh Yacobus Bontius di Maluku, thn 1627M berisi 60 jenis tumbuhan Indonesia beserta pemanfaatannya)
  • Herbarium Amboinense (oleh Gregorius Rumphius di Maluku, thn 1741-1755M ttg pemanfaatan tumbuhan dalam pemeliharaan kesehatan dan fungsinya dalam mengobati penyakit)
  • Monograf Tumbuhan Obat di Jawa (oleh M. Horsfield, thn 1816M terbit di Jakarta)
  • Het Javaanese Reseptenboek (oleh Van Hein , thn 1872M ttg resep pengobatan Jawa Kuno menggunakan tanaman obat)
  • Indische Planten en haar Geneeskracht (oleh KloppenburgVersteegh di Semarang, thn 1907M ttg informasi penggunaan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pengobatan penyakit)
  • De Nuttige Planten Van N.I (oleh M. Heyne, thn 1927M ttg infirmasi berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia)
Juga peninggalan relief-prasasti, seperti :
  • Relief Candi Borobudur : Thn 772M di Magelang-Jawa Tengah, pd salah satu reliefnya terpahat berbagai jenis tanaman obat yang biasa dimanfaatkan masyarakat diantaranya yaitu kecubung-Datura metel, mojo-Aegle marmelos, lontar-Borassus flabilifer dan relief lainnya adalah lukisan proses percikan jamu dan aktivitas minum jamu. Selain itu juga terdapat relief yang menggambarkan pemakaian lulur dalam proses pemijatan.
  • Prasasti Madhawapura : peninggalan kerajaan Hindu Majapahit. Dalam prasasti ini terdapat tulisan yang mengisahkan tentang tukang meracik jamu yang disebut "acaraki".

3 komentar:

Unknown mengatakan...

trimakasih atas artikel yang sangat penting ini. mengenai serat2 di kraton jawa, terutama serat primbon jampi jawi, masih adakah tersimpan di museum kraton? kalo boleh tau di manakah? konon katanya pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh tan khoen swie. apakah ada yg memiliki kopi dari buku tersebut? trimakasih atas responnya.

M Rasyid mengatakan...

Sangat membatu
terima kasih

http://buktikhasiatherbal.blogspot.com/

RUMAH BAGUS BLITAR mengatakan...

luar biasa. Artikel yang cukup lengkap isinya khususnya sejarah literatur obat-nya. Menginspirasi.

Posting Komentar

Teman-teman yang baik hati,,
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.
Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.
Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.
Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.
Jangan lupa di follow yahh... ^^
Terimakasih ^^