Makalah teknologi dan formulasi sediaan steril........
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sediaan
steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi – bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk
menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keaadan steril adalah kondisi
mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua
mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang
mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas
dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka
kematian mikroba.
Salah
satu sediaan yang termasuk sediaan steril adalah sediaan infus. Infus
adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
Syarat-syarat
sediaan steril antara lain :
1. steril
2. isotonis
3.Isohidris
4. bebas pirogen
5. bebas partikel asing
6. kejernihan
7. Stabil baik secara fisika, kimia,
maupun mikrobiologi
8. aman (tidak toksik)
9. Tidak terjadi reaksi antar bahan
dalam formula
10.
Penggunaan wadah yang sesuai, sehingga mencegah terjadinya interaksi dengan bahan
obat
11. Sesuai antara bahan obat yang ada dalam wadah
dengan etiket, dan tidak terjadi
pengurangan kualitas selama penyimpanan
2. Rumusan Masalah
·
Apakah yang dimaksud dengan infus ?
·
Sebutkan penggolongan sediaan infus
berdasarkan komposisi dan kegunaannya ?
3. Tujuan
·
Mengetahui pengertian infus
·
Mengetahui penggolongan sediaan infus
berdasarkan komposisi dan kegunaannya
BAB II
PEMBAHASAN
1.
DEFENISI
Infus adalah larutan dalam jumlah
besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi
tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan elektrolit dapat
terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif
sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57%; lemak 20,8%; protein 17,0%; serta
mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan hemeostatis (keseimbangan
cairan tubuh), maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan
keseimbangan air dan elektrolit.
2.
PENGGOLONGAN SEDIAAN INFUS BERDASARKAN KOMPOSISI DAN KEGUNAANNYA
2.1 Larutan Elektrolit
a.
Cairan Fisiologis Tubuh Manusia
Tubuh manusia mengandung 60% air dan
terdiri atas cairan intraselular (di dalam sel) 40% yang mengandung ion-ion K+,
Mg++ , sulfat, fosfat, protein, serta senyawa organik asam fosfat
seperti ATP, heksosa monofosfat, dan lain-lain. Air pun mengandung cairan
ekstraselular (diluar sel) 20% yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan
terbagi atas cairan interstisial ( di antara kapiler dan sel) 15% dan plasma
darah 5% dalam sistem peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti Na+,
klorida, dan bikarbonat.
Tabel.
Jenis elektrolit dalam plasma darah
Ion
|
Jumlah
normal mV/liter
|
Na
K
Ca
Mg
Cl
HCO3
HPO4
SO4
Protein
|
137,0 – 148,0
3,9 – 5,0
4,8 – 5,4
1,7 – 3,3
98,0 – 108,0
24,0 – 28,0
1,5 – 2,3
1 – 2,0
14,6
– 19,4
|
b.
Fungsi Larutan Elektrolit
Secara klinis, larutan digunakan untuk
mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah.
Ada 2 jenis kondisi plasma darah yang menyimpang, yaitu:
o
Asidosis
Kondisi
plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah
berlebih.
o
Alkalosis
Kondisi
plasma darah yang terlampau basa akibat adanya ion natrium, kalium, dan kalsium
dalam jumlah berlebih.
Sistem
dapar darah adalah keseimbangan asam basa darah mengikuti sistem dapar, yaitu :
Hidrogen
karbonat – karbonat
Hidrogen
fosfat – dihidrogen fosfat
Serum
– protein
Penyebab
berkurangnya elektrolit plasma adalah kecelakaan, kebakaran, operasi atau
perubahan patologis organ, gastroenteritis, demam tinggi, atau penyakit lain
yang menyebabkan output dan input tidak seimbang.
Kehilangan
natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut
dehidrasi. Kemudian, kekurangan HCO3 disebut asidosis metabolic dan
kekurangan K+ disebut hipokalemia.
Asidosis
berbeda dengan asidemia. Asidosis berkaitan dengan proses fisiologis yang
menyebabkan penurunan pH darah, sedangkan asidemia adalah keadaan pH arteri
< 7,35.
Contoh:
Infus
Asering (Otsuka)
Formulanya
sebagai berikut :
Resep
larutan dasar elektrolit
Na+ 130 mEq
K+ 4 mEq
Cl- 109 mEq
Ca
++ 3 mEq
Asetat 28 mEq
Aqua
p.i. 1000 ml
2.2
Infus Karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infus
berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang cocok untuk donor kalori. Kita
menggunakannya untuk memenuhi glikogen otot kerangka, hipoglikemia, dan
lain-lain.
Kegunaan
: 5% isotonis, 20% untuk diuretika, dan 30-50% terapi oedema di otak.
Contoh
: larutan manitol 15-20% digunakan untuk menguji fungsi ginjal.
2.3
Larutan Kombinasi Elektrolit dan Karbohidrat
Contohnya
: Infus KA-EN 4B paed (otsuka)
Formulanya
sebagai berikut :
Na+ 30 mEq
K+ 8 mEq
Cl- 28 mEq
Laktat 10 mEq
Glukosa 37,5 g
Aqua
p.i. 1000 ml
2.4
Larutan Irigasi
Larutan irigasi adalah sediaan larutan
steril dalam jumlah besar (3 liter). Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena,
tetapi digunakan di luar sistem peredaran dan umumnya menggunakan jenis tutup
yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian
larutan dengan cepat. Kita menggunakan larutan untuk merendam atau mencuci
luka-luka sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi
pendarahan. Kita biasa menggunakannya dalam kegiatan Laparatomy, Arthroscopy, Hysterectomy, dan
Turs (urologi).
Persyaratan
larutan irigasi sebagai berikut :
a.
Isotonic
b.
Steril
c.
Tidak absorpsi
d.
Bukan larutan elektrolit
e.
Tidak mengalami metabolism
f.
Cepat diekskresi
g.
Mempunyai tekanan osmotic diuretik
Contohnya
: Larutan Glycine 1,5% dalam 3 liter
Larutan asam asetat 0,25%
dalam 1-3 liter
2.5
Larutan Dialisis Peritoneal
Larutan dialisis peritoneal merupakan
suatu sediaan parental steril dalam jumlah besar (2 liter). Larutan tidak disuntikkan
ke dalam vena, tetapi dibiarkan mengalir ke dalam ruangan peritoneal dan
umumnya menggunakan tutup plastik yang dipatahkan, sehingga memungkinkan
larutan dengan cepat turun ke bawah. Penggunaan cairan demikian bertujuan
menghilangkan menghilangkan senyawa-senyawa toksik yang secara normal
dikeluarkan atau diekskresikan ginjal. Pada kasus keracunan atau kegagalan
ginjal, penggunaaan larutan dialisis peritoneal merupakan pilihan lain yang
dapat dilakukan. Larutan diabsorbsi dalam membran peritoneal mengikuti
peredaran darah. Kemudian, di dalam ujung sel peritoneal terjadi penarikan zat
toksin dari darah ke dalam cairan dialisis, yang bekerja sebagai membran
semipermeabel.
Persyaratan
larutan dialisis peritoneal adalah
a.
Hipertonis
b.
Steril
c.
Dapat menarik toksin dalam ruang
peritoneal
Contohnya :
Larutan Dianeal 1,5% dan 2,5%, 2 liter
Formulanya sebagai berikut :
NaCl 538
mg 538 mg
Na laktat 448 mg 448
mg
CaCl2 25,7 mg 25,7
mg
MgCl2 5,08 mg 5,08
mg
Dektrose 1,5
g 2,5 g
Aqua p.i. 100 ml 100 ml
Osmolarity 346 396
pH 5,2 5,2
2.6 Larutan Plasma Expander Atau Penambah Darah
Larutan plasma expander adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan
untuk menggantikan plasma darah yang hilang akibat perdarahan,luka
bakar,operasi, dan lain-lain.
1.
Whole
Blood
Whole
blood atau darah lengkap manusia adalah darah yang telah
diambil dari donor manusia, yang di pilih dengan pencegahan pendahuluan aseptic
yang ketat. Darah di tambahkan ion sitrat atau heparin sebagai antikoagulasi.
Kita menyimpan darah yang di kumpulkan pada temperature 1˚C-10˚C dan
mempertahankannya tetap konstan dengan kisaran 2˚C. Tanggal kadaluarsanya tidak
lebih dari 21 hari sesudah tanggal pengambilan bila sitrat yang di gunakan
sebagai antikoagulasi dan tidak lebih
dari 48 jam bila heparin yang di gunakan. Kita umumnya mengemas darah dalam 1
unit (500 ml) volume dan memberikan atau memasukannya kedalam pembuluh darah.
Namun, terlebih dulu pastikan ketercampuran darah donor dengan darah penerima.
Sebaliknya, sel-sel darah merah adalah
darah lengkap manusia dengan plasma telah di buang. Plasma dapat di pisahkan
dari dengan disentrifuse (diputar). Kita menyimpan sel darah pada temperature
yang sama dengan darah lengkap manusia atau dapat membekukannya pada temperatur -65˚C.
2.
Human
Albumin
Human albumin adalah sediaan steril
albumin serum yang di dapat dengan melakukan fraksinasi darah dari donor
manusia sehat. Tidak kurang dari 96% protein harus albumin. Setiap 100 ml
mengandung 25 g albumin serum sebanding atau ekuivalen keosmotikannya dengan
500 ml plasma manusia normal atau 5 g sebanding dengan 100 ml plasma manusia
normal. Kita memberikan albumin serum sebagai penyokong volume darah dengan
infuse melalui pembuluh darah dan umumnya dengan volume yang ekuivalen dengan
25-75 g albumin setiap harinya. Tanggal kadaluarsanya berkisar antara 3-10
tahun, tergantung pada keadaan penyimpanan.
Contoh :
Infuse Human Albumin
20%
Formulanya sebagai
berikut :
Resep Human Albumin 20%
(mengandung 20% protein dari minimum 96% Human Albumin
Human Albumin 192
g
Ion Natrium 125 mmol/L 2,88 g/L
Ion Kalsium max 2 mmol/L 0,08 g/L
Ion Kalsium max 2 mmol/L max 0,08 g/L
Ion Klorida max 100 mmol/L max 3,55 g/L
Aqua untuk injeksi 1000 ml
3.
Plasma
Protein
Plasma protein adalah larutan steril
protein yang terpilih dari plasma darah donor manusia dewasa. Plasma mengandung
± 5 g protein per 100 ml, 83-90% adalah albumin, lalu sisanya alfa dan beta
globulin. Umumnya, kita memberikan plasma protein dalam volume 250-500 ml.
tetapi kadang-kadang sampai 1500 ml sebagai penyokong volume darah. Tanggal
kadaluarsanya antara 3-5 tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan. Plasma
yang digunakan sebagai penambah darah dinamakan darah lengkap manusia, sel
darah merah manusia, albumin serum manusia normal, dan fraksi protein plasma manusia.
Pada pengumpulan darah manusia dari donor-donor darah untuk digunakan pada
tranfusi, kita harus hati-hati memperlakukan seluruh darah atau sel darah agar
sel darah atau darah tidak menggumpal. Berikut adalah larutan resmi yang digunakan untuk tujuan tersebut.
Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10%
belum berakibat besar karena masih mampu dinormalisasikan oleh peredaran darah
sendiri. Namun, bila cairan tubuh atau jumlah plasma yang hilang lebih dari
itu, maka tubuh memerlukan pengganti untuk mencegah penggumpalan sel-sel darah
serta menormalkan viskositas darah yang membesar.
Larutan yang dibutuhkan adalah senyawa
koloid dengan BM>30.000, inert, cairan tidak mudah dieliminasi, dan dapat
digunakan dengan atau tanpa elektrolit.
Contoh:
Infus Plasmanate
Formulanya sebagai
berikut:
Plasma Protein Fraction (Human) 5%, 100 ml USP
Plasma Protein 5
g
Sodium carbonat 0,004
M
(setara dengan sodium
caprylate dan acetyl tryptophan)
Sodium ion 145
mEq/L
Potasium 0,24
mEq/L
Chloride 100
mEq/L
4.
Larutan
Gelatin
Larutan gelatin merupakan hasil
hidrolisis kolagen, yakni suatu senyawa polipeptida. Larutan sangat cocok untuk
plasma ekspander karena strukturnya terdiri atas protein, sehingga dengan
protein plasma dapat memberikan efek osmotik yang sama. Pada suhu kamar,
gelatin dapat mengental, sehingga kita perlu menghangatkan larutan dan pada
pemanasan gelatin dapat terurai. Untuk memperbaiki kelarutan, kita perlu
menambahkan glioksal atau isosianat agar bentuk molekulnya bertambah panjang
dan bercabang. Setelah 24 jam dieliminasi atau diurai secara enzimatik, gelatin
hilang dari peredaran darah.
Sebagai cairan pengganti darah, kita
menggunakan larutan gelatin 5% yang diisotonikkan dengan natrium klorida dan
dapat disterilkan pada suhu 121-124˚C dalam autoklaf.
Contoh:
Infus Haemacel, Infus
Haemaccel.
Formulanya sebagai
berikut:
Resep: 3,5% Colloidal
Infusion Solution
Gelatin dari polypeptides (bovine
bone) 35 g
Chlorida ion 5,14 g 145 mmol
Potasium ion 0,20 g 5,1 mmol
Calcium ion 0,25 g 6,25 mmol
Sodium ion 3,33 g 145 mmol
Aqua untuk injeksi 1000 ml
5.
Larutan
Dekstran
Larutan dekstran adalah suatu
senyawa polisakarida dengan satuan glukosa sebagai komponen monomer, yang terikat
secara glikosidik pada posisi alpha 1,6. Bentuk molekulnya berupa benang
panjang bergelombang. Dekstran terbentuk di dalam media yang mengandung
sakarosa di bawah pengaruh enzim dekstran-sakarase yang diproduksi berbagai
spesies leuconostoc.
Sebagai pengganti plasma, kita
menggunakan 6% atau 10% larutan dekstran 40 atau 70 dengan berat molekul
rata-rata 40.000 atau 70.000 dengan penambahan NaCl 0,9%. Pada umumnya, kita
tidak menjumpai persoalan teknis pada pembuatan larutan dekstran. Kita dapat
mengsterilkan larutan pada suhu 120˚C dan yang disimpan pada suhu 4˚C terbukti
stabil dalam waktu 19 tahun.
Contoh:
Infus Otsutran -70
(Otsuka)
Formulanya sebagai
berikut:
Dekstran 70 in normal salin 6%
Dekstran 70 6,0%
Sodium chloride 0,9%
Aqua untuk injeksi 500
ml
Osmolarity = 316,5 mOsm/L
6.
Larutan
Protein (Asam Amino)
Larutan protein diinfuskan ke dalam
tubuh jika tubuh mengalami kekurangan protein. Umumnya, larutan terdiri atas 8
asam amino penting, yaitu: L-Isoleusin, L-Leusin, L-Lisine, L-Metionin,
L-Fenilalanin, L-Trionin, L-Triptopan, dan L-Valin. Kedelapan asam amino ini
penting dan harus selalu ada dalam jumlah dan perbandingan yang tertentu di
dalam infus. Hilangnya satu komponen menyebabkan efek yang diharapkan tidak tercapai,
malah akan terjadi gangguan dalam pertukaran protein tubuh. Kemudian, jumlah
yang berlebih pun tidak ada gunanya.
Komponen lainnya adalah sorbitol
sebagai penyangga energy, demikian pula vitamin dan tambahan elektrolit.
Larutan diatur pada pH sekitar 6. Harga pH yang lebih tinggi akan mengurangi
stabilitas larutan.
Untuk mengurangi penguraian asam
amino pada sterilisasi panas, kita umumnya melakukannya pada suhu 120˚C dengan
tekanan uap disertai penjenuhan gas netral. Natrium pirosulfit dalam jumlah sangat
kecil mampu mengusir oksigen pada kondisi tertentu.
Contohnya:
Infus Aminofusin L (Primer).
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Infus
adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Penggolongan
sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaannya yaitu larutan elektrolit,
infus karbohidrat, larutan kombinasi elektrolit dan karbohidrat, larutan
irigasi, larutan dialisis peritoneal, dan larutan plasma expander atau penambah
darah.
2. Saran
Sebaiknya
dalam pembuatan infus harus diperhatikan dalam proses sterilisasi agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba. Serta dalam penyimpanan dan penggunaannya harus
memperhatikan bahwa sediaan infus tersebut dalam keadaan steril.
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar
Teman-teman yang baik hati,,
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.
Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.
Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.
Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.
Jangan lupa di follow yahh... ^^
Terimakasih ^^