Sabtu, 05 Januari 2013

apa sih Farmasi itu ???

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Haii,, sahabat blog reader..
Selamat datang di blog pharmacist...

Pertama-tama, sebelum saya melangkah lebih jauh...
Saya akan mengenalkan lebih dahulu, apa itu farmasi ???

Pada umumnya, masyarakat awam lebih mengenal tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan bidan. Sedangkan untuk farmasi/apoteker sendiri, umumnya mereka kenal hanya sebagai penjual obat, penjaga di apotek, atau hanya pelayan di toko obat. Karena kesalahan dalam mengartikan profesi apoteker inilah yang mengakibatkan banyak orangtua melarang anaknya untuk lanjut ke tingkat perguruan tinggi mengambil jurusan Farmasi, karena menganggap farmasi/apoteker itu sendiri bukanlah profesi yang menguntungkan. Kurangnya wawasan masyarakat mengenai farmasi inilah yang akhirnya mengajak saya untuk membuat blog ini. Masyarakat perlu sadar dan tahu mengenai tenaga kesehatan kefarmasian. 

Kebetulan saya ketemu blog lengkap tentang farmasi "Dunia Farmasi" membuat saya lebih mudah untuk mengumpulkan data-data mengenai asal-muasal farmasi itu sendiri.

Dalam dunia kesehatan, terdapat lebih dari satu tenaga kesehatan, di antaranya yaitu : dokter, perawat, apoteker, bidan, analisis kesehatan, gizi, dokter gigi. Bidang farmasi sendiri di dalam dunia kesehatan erat hubungannya dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Untuk jenjang pendidikan tinggi strata 1 di Indonesia bidang farmasi lebih di bentuk untuk menjadi apoteker dengan melanjutkan pendidikan profesi apoteker di jenjang selanjutnya. 

Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasiefikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.

Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.

Dengan tugas sebagai apoteker penanggung jawab apotek, dan juga seiring berjalannya waktu, perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal juga dengan sebutan farmasis (Farmasis  merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasimampu menempati bidang pekerjaan yang semakin luas. Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :
  1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep rasional. Membantu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.
  2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
  3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.

Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Melihat hal-hal di atas, terlihat adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu kesehatan atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi dalam keilmuan akan membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa yang harus disajikan, semua bidang farmasi atau dikelaskan agar lebih terfokus.lagi

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat bahkan paradigma tersebut masih melekat sampai saat ini dikarenakan kebingungan yang terjadi pada akar bidang keilmuan farmasi yang lebih luas daripada kedokteran yang berorientasi pada pasien, sedangkan farmasi pada masa pendidikan S1 tidak hanya dijejali dengan kuliah farmakologi, farmasetika, farmakokinetik, anatomi fisiologi manusia DLL (ilmu farmasi klinik), tetapi juga mempelajari teknologi farmasi, kimia farmasi, DLL sampai kepada manajemen farmasi. 

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien. Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

Pelayanan obat kepada pasien melalui berbagai tahapan pekerjaan meliputi diagnosis penyakit, pemilihan, penyiapan dan penyerahan obat kepada pasien yang menunjukkan suatu interaksi antara dokter, farmasis, pasien sendiri. Dalam pelayanan kesehatan yang baik, informasi obat menjadi sangat penting terutama informasi dari farmasis, baik untuk dokter, perawat dan pasien.

Demikian penjelasan singkat mengenai farmasi...
Semoga bermanfaat ^^


4 komentar:

Unknown mengatakan...

kita juga punya nih artikel mengenai 'Farmasi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1690/1/Artikel_20304026.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat

Unknown mengatakan...

Trimakasih atas penjelasannya info ini sangat bermanfaat sekali bagi kami

Unknown mengatakan...

tanks sharingnya

Unknown mengatakan...

Hallo kak

artikel ini sangat bagus sekali. selain itu pembahasannya juga cukup lengkap terkait farmasi.

saya juga ada ilmu terkait dunia farmasi nih kak. saya bagi ilmunya kak.

kamu bisa baca dengan klik ini Materi Teknologi Farmasi: Perkembangan Teknologi Farmasi Pengantar Desain Obat + Macam – Macam Ilmu Teknologi Farmasi

Posting Komentar

Teman-teman yang baik hati,,
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.
Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.
Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.
Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.
Jangan lupa di follow yahh... ^^
Terimakasih ^^